KOMPAS.com - Sakit maag adalah salah satu penyakit yang mungkin banyak orang pernah mengalaminya.
Penyakit maag atau dispepsia adalah kondisi yang ditandai dengan ketidaknyamanan perut bagian atas.
Penderitanya bisa merasa terlalu kenyang setelah makan atau terlalu kenyang untuk menghabiskan makanan.
Puasa Ramadhan 2025 akan kurang beberapa hari lagi, mungkin banyak orang yang bertanya tentang bolehkah orang yang memiliki sakit maag puasa?
Baca juga: Pakar Sebut Gejala Angin Duduk Bisa Menyerupai Sakit Maag
Studi oleh Fethi Sada Zekey yang dipublikasikan di National Library of Medicine (2025) menyebutkan bahwa puasa Ramadhan berisiko meyebabkan penyakit maag, tetapi hal ini bisa diatasi.
Studi lainnya oleh Hojjatolah Rahimi, dkk., yang dipublikasikan di Research Gate (2017), menyimpulkan bahwa penderita penyakit maag boleh puasa Ramadhan.
Namun, penderita penyakit maag harus memerhatikan asupan makanan selama berbuka dan sahur.
Artikel ini selanjutnya akan mengulas lebih lanjut tentang tips puasa Ramadhan untuk penderita penyakit maag.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Maag dan Asam Lambung
Merujuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Aceh, penderita penyakit maag bisa menjalani puasa Ramadhan dengan aman dengan memerhatikan hal-hal berikut:
Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras.
Sehingga, itu dapat memicu munculnya keluhan, seperti perut begah dan terasa penuh.
Jika Anda menderita maag, Anda bisa mengalawi buka puasa dengan makan makanan ringan. Sesaat kemudian, Anda melanjutkan makan makanan berat.
Jika Anda masih lapar setelah berbuka, misalnya setelah salat tarawih, cukup konsumsi camilan ringan yang sehat, seperti kurma, pisang, granola, atau biskuit.
Saat menjalani ibadah puasa Ramadhan, penderita penyakit maag tidak disarankan untuk makan terburu-buru untuk menghabiskan makanan.
Selain itu, Anda juga perlu menghindari makan sembari berbicara.