KOMPAS.com - Dua bayi di Kota Bekasi menjadi korban obat kedaluarsa yang diberikan oleh petugas puskesmas. Bocah berusia satu tahun dan delapan bulan tersebut saat ini sudah mendapatkan perawatan di RSUD dr.Chasbullah Abdulmajid, Bekasi.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan kedua pasien bayi itu sudah membaik dan diperkirakan akan sembuh dalam satu atau dua hari.
Seperti diberitakan Kompas.com, atas kasus ini Tri menyampaikan permintaan maaf dan memastikan bahwa tindakan tegas akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari.
"Saya minta maaf kepada masyarakat, secara khusus kepada keluarga korban. Ini akan jadi evaluasi bagi kami secara menyeluruh," tutur Tri.
Ia menyatakan, pemberian obat kedaluwarsa terjadi karena kelalaian petugas puskesmas. Ia menyatakan kelalaian tersebut tak bisa diterima karena menyangkut keselamatan nyawa.
Baca juga: Wali Kota Bekasi Minta Maaf Usai Bayi Diberi Obat Kedaluwarsa di Puskesmas
Bahaya konsumsi obat kedaluwarsa
Seperti halnya pada produk makanan dan minuman, penting untuk melihat tanggal kedaluwarsa obat-obatan, sebab obat-obatan tidak bertahan selamanya.
Produk medis yang kedaluwarsa bisa jadi kurang efektif atau berisiko karena adanya perubahan komposisi kimia atau penurunan kekuatan.
Baca juga: Dedi Mulyadi Temukan Sungai Dibeton Jadi Ruko: Giliran Banjir Nyalahin Gubernur
Obat-obatan tertentu yang kedaluwarsa berisiko mengalami pertumbuhan bakteri dan antibiotik yang kurang manjur bisa gagal mengobati infeksi, yang menyebabkan penyakit memburuk dan terjadi kebal antibiotik.
Karena itu, jika obat telah kedaluwarsa, jangan gunakan obat tersebut.
Badan pengawas obat dan makanan AS (CDC) melaporkan bahwa pada tahun 2020, diperkirakan ada 36.564 kunjungan ke unit gawat darurat di antara anak-anak berusia 5 tahun ke bawah karena paparan obat tanpa pengawasan.
Baca juga: Malangnya Bayi di Bekasi, Masuk IGD Usai Konsumsi Obat Kedaluwarsa dari Puskesmas
Dikutip dari Clevelandclinic.org, berikut adalah risiko dari penggunaan obat-obatan yang kedaluwarsa:
- Efektivitasnya berkurang sehingga tidak dapat mengobati masalah medis dengan benar.
- Mengandung kuman berbahaya karena bahan pengawet di dalamnya telah rusak.
- Obat-obatan cair juga lebih mudah ditumbuhi bakteri. Yang termasuk obat cair antara lain obat dalam sediaan sirup, obat tetes, dan beberapa jenis antibiotik cair.
- Menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti resistensi antibiotik, jika obat tersebut tidak lagi memiliki kekuatan yang tepat.
Baca juga: Hati-hati, Minuman Berkafein Bisa Pengaruhi Kerja Obat Antibiotik
Cara membuang obat kedaluwarsa
Cara terbaik untuk membuang obat-obatan yang sudah kedaluwarsa adalah dengan membawanya ke program pengembalian obat di rumah sakit atau apotek.
Cara lain adalah membuangnya di tempat sampah namun sebaiknya sudah dihancurkan agar tidak dipakai lagi. Selain itu bungkus obat itu dengan rapat agar tidak dimakan oleh hewan.
Jangan membuang jarum suntik, baik yang baru atau bekas, ke tempat sampah. Ada prosedur khusus untuk menangani jarum suntik bekas, sehingga sebaiknya kembalikan ke apotek atau rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.