KOMPAS.com - Dokter spesialis kandungan, dr. Ahmad Arief Sp.OG, memberikan beberapa saran penting bagi ibu hamil yang berencana melakukan mudik.
Salah satu hal yang ditekankan adalah pentingnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan untuk memastikan kondisi kehamilan dalam keadaan baik dan aman untuk perjalanan.
“Dipastikan tidak akan ada ancaman lahir prematur, tidak ada risiko-risiko tensi tinggi, takutnya nanti karena kelelahan tensinya tiba-tiba naik, ibunya jadi mau muntah dan malah nanti kecurigaannya malah jadi preeklampsia,” ujar dr. Arief, seperti ditulis oleh Antara, Rabu (26/3/2025).
Baca juga: Dokter Ungkap Cara Aman Berolahraga bagi Ibu Hamil Selama Bulan Puasa
Ia juga menyarankan agar ibu hamil yang ingin mudik menghindari perjalanan saat usia kehamilan sudah memasuki 36 minggu ke atas. Hal ini berkaitan dengan risiko kontraksi prematur yang bisa terjadi akibat perjalanan jauh.
Menurut Arief, waktu yang paling ideal untuk ibu hamil melakukan perjalanan mudik adalah saat usia kandungan berada di rentang 14-28 minggu.
Pada periode ini, kehamilan memasuki fase yang lebih stabil, di mana gejala-gejala penyulit seperti mual muntah atau kram perut berlebihan jarang terjadi.
Baca juga: Panduan Mudik Lebaran Aman untuk Anak: Kiat Kesehatan dari IDAI
Terdapat beberapa kondisi kehamilan yang dianggap berbahaya untuk mudik dan tidak disarankan, seperti keluar flek darah atau muntah hebat pada trimester pertama.
Selain itu, pada trimester kedua, ibu hamil berisiko mengalami kram perut jika terlalu lelah dalam perjalanan. Kram tersebut dapat diredakan dengan banyak beristirahat.
Pada trimester ketiga, ada beberapa tanda bahaya yang perlu diwaspadai, seperti pecah ketuban, keluar lendir darah, atau sakit kepala berat yang disertai muntah pada ibu hamil dengan riwayat hipertensi.
"Kalau seandainya selama mudik itu ada gejala-gejala yang tidak wajar seperti tiba-tiba keluar darah atau tiba-tiba pecah ketuban atau tiba-tiba mual muntah hebat, cari puskesmas terdekat, praktik dokter terdekat, atau bahkan kalau gejalanya berat cari rumah sakit terdekat, jadi jangan lanjutkan mudik sampai tujuan," pesan Arief.
Baca juga: Puasa Saat Hamil Trimester Pertama: Apa yang Harus Diperhatikan?
Untuk perjalanan jauh, Arief menyarankan agar ibu hamil menggunakan transportasi pesawat terbang, dengan tetap memerhatikan ketentuan usia kehamilan yang diperbolehkan untuk terbang baik oleh dokter maupun maskapai.
Sedangkan untuk perjalanan dekat, pilihan jalur darat seperti mobil atau kereta api dapat lebih dipertimbangkan.
Selain itu, penting untuk memastikan adanya waktu istirahat yang cukup. Ibu hamil disarankan untuk berjalan-jalan sejenak setelah duduk terlalu lama di kereta atau berhenti sejenak di rest area untuk peregangan. Hal ini untuk menghindari munculnya kontraksi palsu akibat kondisi statis yang terlalu lama.
Tak kalah penting, Arief juga mengingatkan untuk menjaga asupan cairan ibu hamil selama mudik guna menghindari dehidrasi dan memastikan tubuh tetap fit dengan menyediakan camilan atau makanan yang bergizi sepanjang perjalanan.
Baca juga: Hipertensi pada Ibu Hamil: Risiko Preeklamsia yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.