KOMPAS.com - Pecah pembuluh darah di otak menyebabkan pendarahan.
Pendarahan otak bisa terjadi di dalam atau di luar otak (antara otak dan selaput yang menutupinya, antara lapisan-lapisan selaput otak, atau antara tengkorak dan selaput otak).
Pendarahan yang terjadi di intraserebral yang kemudian menyebabkan stroke, seperti yang dikutip dari Healthline.
Stroke akibat pecahnya pembuluh darah di otak disebut sebagai stroke hemoragik.
Jenis stroke ini menjadi penyebab sekitar 13 persen dari semua kejadian stroke, menurut American Stroke Association.
Baca juga: Titiek Puspa Alami Pecah Pembuluh Darah, Kenali Kondisi Tersebut
Begitu pembuluh darah pecah, darah yang bocor dapat mengiritasi jaringan otak di sekitarnya, seperti yang dikutip dari WebMD.
Di saat bersamaan juga akan terjadi pembengkakan, yang disebut edema serebral, dan darah yang terkumpul menjadi massa disebut hematoma.
Kondisi itu akan dengan cepat meningkatkan tekanan pada otak, yang mengurangi aliran darah yang berakibat fatal.
Darah yang mengalir ke seluruh tubuh kita, termasuk otak, membawa oksigen dan nutrisi.
Pecah pembuluh darah di otak pada akhirnya menghalangi organ vital ini mendapatkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan, sehingga sel-selnya akan rusak dan mati.
Baca juga: Apakah Pecah Pembuluh Darah Seperti Titiek Puspa Berisiko Stroke? Ini Ulasannya...
Pecahnya pembuluh darah hingga terjadi pendarahan di otak bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya yang paling umum adalah:
Cedera kepala traumatis merupakan penyebab pembuluh darah pecah dan pendarahan yang paling umum terjadi pada orang yang berusia di bawah 50 tahun.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang berlangsung lama seiring waktu akan melemahkan dinding pembuluh darah.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Batu Ginjal: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Ketika sudah sangat lemah, pembuluh darah bisa pecah.
Ini merupakan kondisi di mana dinding pembuluh darah membengkak atau melebar secara tidak normal.