KOMPAS.com - Menjelang Idul Fitri, perantau yang tidak dapat mudik ke kampung halaman mungkin merasa khawatir akan melewatkan momen kebersamaan dengan keluarga.
Rasa kesepian sering kali muncul karena tidak bisa merayakan Lebaran bersama orang terdekat.
Namun, psikolog klinis Nena Mawar Sari memberikan saran agar perantau bisa mengatasi kekhawatiran tersebut dengan merencanakan aktivitas selama libur Lebaran.
“Sebenarnya kesepian itu adalah pilihan, kita bisa merasa kesepian atau tidak. Kalau tidak mau merasa kesepian, kita bisa mempersiapkan lebih awal aktivitas-aktivitas yang akan kita lakukan selama tidak mudik,” kata Nena, seperti ditulis oleh Antara, Kamis (27/3/2025).
Baca juga: Tips Mudik Aman dan Nyaman Bersama Anak Menurut Dokter Spesialis Anak
Nena menyarankan agar perantau merencanakan kegiatan menyenangkan seperti staycation atau menikmati waktu untuk diri sendiri.
Menurutnya, momen liburan bisa dimanfaatkan untuk beristirahat total atau melakukan aktivitas yang sebelumnya sulit dilakukan karena kesibukan pekerjaan.
“Bisa untuk momen istirahat total, karena selama ini mungkin dikejar deadline, mungkin bisa berolahraga, refleksi diri dengan journaling, meditasi,” tambah Nena.
Namun, tidak semua perantau yang tidak bisa mudik merasa tertekan. Nena menyebutkan bahwa perasaan stres dapat muncul apabila seseorang hanya memiliki kesempatan untuk bertemu keluarga besar sekali dalam setahun, yakni saat Lebaran, dan jika hubungan keluarga yang kurang baik bisa memicu kecemasan.
“Stresnya bukan karena enggak bisa pulang, tapi mungkin karena takut dibicarain, dikomentarin sama keluarga besar lainnya, mungkin disindir di grup keluarga. Nah, itu yang mungkin bisa bikin stres,” ujar Nena.
Baca juga: Tips Perjalanan Mudik Aman untuk Ibu Hamil: Hindari Kram dan Pegal
Sementara itu, psikolog klinis lainnya, Ratih Ibrahim, menekankan pentingnya menata pikiran dan hati agar perantau yang tidak mudik dapat menghadapinya dengan lebih realistis.
Ratih juga mengingatkan agar perantau menerima kenyataan dengan ikhlas dan tidak merasa kehilangan makna kebersamaan.
“Menata pikiran dan hati yang baik untuk meminimalkan drama hidup diri sendiri akibat perasaan-perasaan yang muncul,” kata Ratih.
Ia juga menambahkan, "Faktanya tidak bisa pulang kampung, alasannya valid, kita terima dengan ikhlas. Keluarga kan tidak hanya yang di kampung. Dimana tempat kita berada, kita punya keluarga, apakah saudara sepupu, saudara sekampung, atau saudara karena rekan sekerja, dan lain-lain. Intinya, di mana-mana kita tetap punya keluarga.”
Dengan menyiapkan diri secara mental dan fisik, perantau dapat lebih menikmati libur Lebaran meski tidak bisa mudik, serta menemukan cara untuk merayakan kebersamaan dalam bentuk lain yang lebih relevan dengan kondisi mereka.
Baca juga: Pasien Jantung Ini Sebaiknya Tidak Naik Pesawat, Terutama Saat Mudik Lebaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.