Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2013, 07:57 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


Kompas.com - Salah satu penyakit jantung yang perlu diwaspadai adalah penebalan otot jantung. Penyakit yang disebabkan oleh faktor genetik ini bisa menyebabkan kematian mendadak.

"Biasanya korban beraktifitas fisik terlalu berat, misalnya olahragawan. Akibatnya otot menebal dan butuh aliran darah lebih banyak daripada biasanya," kata dr. Antono Sutandar SpJP, dari Siloam Heart Institut di Siloam Hospital Kebon Jeruk pada Jumat (19/7).

Antono menjelaskan, otot jantung yang menebal perlu lebih banyak aliran darah sehingga ini menimbulkan ketidakseimbangan. Permintaan otot tidak sama dengan jumlah darah yang bisa disuplai sehingga otot tidak bisa bekerja maksimal. Akibatnya terjadilah serangan jantung yang diikuti kematian sel.

Penyakit ini, menurut Antono, tidak kambuh bila penderita tidak beraktifitas fisik terlalu berat. "Kalau penderitanya santai saja, tidak ada masalah," katanya.

Penyakit ini juga tidak memiliki gejala spesifik. Karena itu, Antono menyarankan skrining untuk deteksi dini.

Skrining pertama adalah mengetahui riwayat penyakit dalan satu keluarga. Selanjutnya bila diketahui pernah menderita penebalan otot jantung, maka pasien menjalani tes EKG dan Cardiac MRI. Kedua tes ini untuk mengetahui bagaimana kondisi jantung, dan memperkirakan risiko kematian mendadak.

Kemudian pasien akan menjalani monitoring irama jantung. Irama yang tidak teratur menandakan kerja jantung yang kurang maksimal. Pasien juga menjalani tes olahraga untuk melihat tekanan darahnya.

Pada orang dengan otot jantung tidak menebal, olahraga menyebabkan tekanan darahnya naik perlahan. Sebaliknya pada orang dengan penebalan otot, tekanan darahnya cepat sekali naik lalu langsung turun. Tekanan darah yang berfluktuasi tajam ini berbahaya bagi kesehatan jantung.
Penebalan otot jantung wajib diwaspai. "Perhatian di Indonesia masih kurang. Padahal angka kejadiannya berkisar 1/500 sampai 1/1000," kata Antono.

Karena itu Antono menyarankan deteksi dini, terutama bila ada keluarga yang pernah mengalami penebalan oto jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com