Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Obat dan Alat Kesehatan Murah di Pasar Pramuka

Kompas.com - 28/12/2015, 12:09 WIB
KOMPAS.com – Kita mungkin sering mendengar kalimat “sehat itu mahal”. Bukan hanya biaya dokter, terkadang kita juga perlu merogoh kocek cukup dalam untuk membeli obat. Di Jakarta, yakni di Pasar Pramuka, sebenarnya kita bisa membeli obat dengan harga miring dibandingkan apotek.

Berdiri sejak tahun 1975, pasar yang terletak di Jalan Pramuka Jakarta Pusat ini sudah sejak lama dikenal sebagai pusat perlengkapan medis, termasuk obat.

Walau sejak diberlakukannya program jaminan kesehatan sosial pasar aktivitas perdagangan di pasar ini sedikit berkurang, tetapi kepopuleran pasar ini sebagai pusat jual beli perlengkapan medis belum surut.

Rabu (16/12/15) deretan toko-toko di pasar tersebut tampak sibuk dengan aktivitas jual beli. Meski bangunan pasar terdiri dari empat lantai, namun hanya di lantai dasar dan lantai satu saja yang menjual obat-obatan. Terdapat 400 kios yang menjual berbagai jenis obat.

Selain obat bebas, di pasar ini kita juga bisa mendapatkan obat-obatan generik atau paten yang seharusnya ditebus dengan resep. Para pedagang di pasar ini menyebut obat-obatan tersebut sebagai "obat keras". Misalnya saja obat untuk penyakit jantung atau ginjal. Namun, hanya beberapa kios yang menjual obat tersebut.

Obat keras lainnya yang tidak boleh diperjual belikan di pasar ini adalah obat penenang Diazepam.  “Di sini kami enggak jual obat penenang," kata salah satu penjaga Apotek Rakyat.

Anda juga bisa membeli berbagai peralatan kesehatan seperti alat cek gula darah, termometer, timbangan, kursi roda hingga jas dokter. Semuanya bisa Anda dapatkan dengan harga yang “bersahabat”. Tak heran jika banyak praktisi kesehatan atau mahasiswa kedokteran yang berbelanja di sini.

Seperti Lulu (23), seorang bidan yang mengaku sering belanja di Pasar Pramuka. Ketika ditemui, ia baru saja membeli 10 thermometer untuk persediaan.

“Kalau saya lagi butuh persediaan banyak, saya selalu datang kesini. Lumayan murah juga dan lengkap. Untuk obat yang dikonsumsi sendiri pun saya juga beli disini” katanya.

Untuk obat-obatan, harga di pasar ini sekitar 20 persen lebih murah dibandingkan dengan harga di apotek atau rumah sakit. Misalnya saja obat untuk sakit gigi, Mefinal, di tempat ini kita bisa membelinya dengan harga Rp 10.000 - Rp 20.000. Sementara itu kita bisa membeli parasetamol seharga Rp 2000.

Harga setiap toko memang tidak sama, walau perbedaannya tak lebih dari Rp 10.000. Jika membeli dalam skala besar tentu harganya bisa lebih murah lagi.

Selama berdirinya pasar ini, pasang surut pernah dirasakan para penjual. Salah satunya adalah merebaknya isu obat-obatan ilegal atau palsu yang berimbas pada penurunan jumlah pembeli.

"Karena satu-dua oknum yang menjual obat palsu, jadinya Pasar Pramuka dicap menjual obat palsu. Padahal yang menjual obat palsu itu enggak punya toko. Mereka jualannya sambil berdiri menwarkan ke orang yang lewat," kata seorang karyawan di salah satu toko obat.

Toko-toko di Pasar Pramuka ini memang mengklaim obat yang mereka jual asli. "Kami mendapatkannya langsung dari distributor makanya harganya murah. Ada stempel dari BPOM juga kok," kata salah satu karyawan wanita yang menolak menyebutkan namanya.

Mereka juga menjelaskan harga jual obat bisa lebih murah karena pajaknya tak terlalu besar seperti halnya di apotek atau rumah sakit.

"Kios seperti punya kami ini bisa disebut sebagai apotek rakyat, jadi harganya murah. Kalau apotek itu harus bayar apoteker juga, itu kan mahal," ujar salah satu pemilik toko di lantai satu. (Gibran Linggau/Muthia Zulfa)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com