Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/03/2016, 07:00 WIB
KOMPAS.com - Membiasakan anak untuk mengonsumsi makanan bergizi memang menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Karena khawatir anak kekurangan gizi, banyak orangtua yang memaksa anaknya untuk mengasup makanan tersebut.

Memaksa anak untuk makan, menurut psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, justru kontraproduktif karena berdampak pada mental anak.

"Pemaksaan akan membuat anak takut pada orangtua dan punya persepsi negatif pada makanan sehat. Anak bisa jadi trauma pada satu jenis makanan tertentu," kata Vera.

Cara pemberian makanan dengan pemaksaan juga akan menyebabkan kemampuan anak dalam memilih tidak terasah. "Semua sudah disediakan dan dipaksa harus dimakan," ujarnya.

Rasa trauma pada makanan juga akan membuat anak langsung menolak suatu makanan padahal belum tentu ia tidak menyukai rasanya.

Vera menjelaskan, mengajarkan pola makan sehat memang butuh proses. Apalagi jika makanannya baru. Di usia sekolah pun anak sudah punya keinginan untuk mengendalikan lingkungannya sehingga mereka sering menolak aturan orangtuanya.

Ketimbang memaksa, Vera menyarankan untuk berkompromi dengan anak, misalnya dengan bernegosiasi, menetapkan aturan, serta memberi pengetahuan nutrisi pada anak.

"Misalnya saja dengan memberi aturan satu gigit (one bite rule). Anak diminta mencoba satu gigit makanan walau dia tidak suka. Yang penting anak mencoba dulu, biasanya sih dia akan suka," katanya.

Pada anak usia 6-12 tahun, sebaiknya orangtua memberi pengetahuan tentang manfaat suatu bahan makanan. Di usia ini mereka sudah punya pendapat dan preferensi sendiri.

"Ajak diskusi, bukan hanya ceramah. Layani pertanyaan anak mengapa ia harus mengonsumsi makanan tertentu," saran Vera.

Pembawa acara Irfan Hakim yang memiliki empat orang anak mengaku berusaha membuat acara makan lebih menyenangkan untuk anak-anaknya.

"Misalnya bikin kompetisi cepat-cepatan makan. Anak-anak juga dibiasakan untuk makan sendiri dan hanya makan pada waktu makan. Kalau mogok atau tidak mau makan, mereka menerima konsekuensi tidak boleh makan di luar jam makan," ujarnya.

Kedisiplinan yang ia terapkan bersama istrinya di rumah menurutnya sangat membantunya mengasuh dan membiasakan keempat anaknya, yaitu Aisyah (8), si kembar Rakana dan Raina (6), dan Djalu (2) tertib.

"Karena kami tidak menggunakan jasa pengasuh pada keempat anak, jadi memang repot kalau makan harus disuapi. Sejauh ini mereka sudah biasa makan secara mandiri," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com