KOMPAS.com - Bagi orang Indonesia, teh sudah menjadi minuman sehari-hari.
Saat dingin menyerang teh menjadi solusi untuk menghangatkan badan. Saat terik menyerang teh juga seringkali menjadi solusi pelepas dahaga.
Bahkan, teh juga menjadi minuman pilihan banyak orang usai menyantap makanan utama.
Baca juga: Gendang Telinga Pecah: Penyebab dan Cara Mengatasinya
Namun, tahukah Anda konsumsi teh berlebihan bisa memicu masalah kesehatan?
Berikut berbagai efek samping konsumsi teh berlebihan:
Teh mengandung tanin alias senyawa polifenol yang memberi citarasa pahit.
Namun, senyawa tersebut juga bisa menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi berlebihan.
Dalam riset yang diterbitkan Food Research International, tanin pada teh terbukti mengikat zat besi, hususnya zat besi non-heme, yang ditemukan dalam makanan nabati seperti bayam, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan.
Untuk mencegah hal itu terjadi, sebaiknya hindari konsumsi teh setelah makan.
Kafein adalah stimulan yang bisa memicu kecanduan jika dikonsumsi berlebihan.
Ketika tidak mendapatkan asupan kafein, kita bisa mengalami gejala penarikan seperti sakit kepala, lekas marah, detak jantung meningkat, dan kelelahan.
Kafein dalam teh dapat menyebabkan heartburn atau memperburuk gejala refluks asam yang sudah ada sebelumnya.
Penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat mengendurkan sfingter yang memisahkan kerongkongan dari perut.
Hal ini bisa membuat asam lambung naik ke kerongkongan. Kafein juga dapat berkontribusi pada peningkatan produksi asam lambung.
Teh mengandung kafein. Jika dikonsumsi berlebihan bisa meningkatkan risiko komplikasi, seperti keguguran dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Untuk mencegah hal tersebut, ibu hamil disarankan mengonsumsi kafein maksimal 200-300 miligram setiap harinya.
Baca juga: Memahami Efek Kanker Payudara yang Telah Menyebar
Senyawa tertentu dalam teh dapat menyebabkan mual, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah banyak atau saat perut kosong.
Selain itu, kandungan tanin pada teh juga dapat mengiritasi jaringan pencernaan, berpotensi menyebabkan gejala seperti mual atau sakit perut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.