KOMPAS.com - Ketika seseorang berkeringat di malam hari, mereka mungkin terbangun dengan piyama dan seprai yang basah kuyup, bahkan ketika ruangannya dingin.
Ada berbagai penyebab keringat malam, yang oleh dokter disebut "hiperhidrosis tidur."
Melansir dari Medical News Today, masalahnya sering kali tidak serius, tetapi terkadang menunjukkan bahwa seseorang membutuhkan perhatian medis.
Berkeringat adalah sistem pendinginan alami tubuh, cara untuk mencegah panas berlebih.
Sebuah wilayah di otak yang disebut hipotalamus mengatur suhu tubuh.
Baca juga: Sering Susah Tidur di Tempat Baru? Begini Penjelasan ilmiahnya
Wilayah ini bekerja dengan lebih dari 2 juta kelenjar keringat untuk menjaga tubuh pada suhu yang tepat.
Kelenjar keringat melepaskan air dan zat lain melalui kulit.
Saat air menguap, ia melepaskan energi panas.
Pada dasarnya, berkeringat di malam hari pada pria dan wanita memiliki penyebab yang sama, yakni sebagai berikut.
Baca juga: Manfaat Tidur Telanjang bagi Kesehatan
Di samping itu, ada penyebab khusus lain yang terjadi pada pria dan wanita.
Pada wanita, penyebabnya terjadi pada saat hormon berubah, seperti saat fase berikut:
Sementara itu, pada pria juga bisa disebabkan oleh masalah hormonal.
Sebuah penelitian menunjukkan, laki-laki mengalami jenis menopause, di mana kadar testosteron turun sekitar usia paruh baya.
Keringat berlebihan adalah ciri dari kadar testosteron rendah, atau hipogonadisme.
Sekitar 39 persen pria berusia 45 tahun ke atas mungkin mengalami penurunan testosteron ini.
Mereka mungkin juga mengalami keringat malam yang menjadi akibatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.