KOMPAS.com - Peningkatan kembali kasus Covid-19 dan munculnya varian Omicron membuat tidak hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak semakin rentan terhadap infeksi virus ini.
Pasien yang pernah dinyatakan positif Covid-19 dapat tetap menderita long covid atau kondisi di mana penyintas Covid-19 tetap merasakan gejala virus meski sudah dinyatakan negatif.
Meskipun sangat jarang, long covid dapat menyerang dan berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan sosial anak-anak bila tidak segera ditangani oleh petugas medis.
Baca juga: 9 Efek Long Covid Omicron yang Perlu Diwaspadai dan Pencegahannya
Menurut sebuah studi oleh Pedriatic Pulmonology di 73 rumah sakit di Belanda yang memiliki departemen pedriatik, pasien anak yang menderita long covid memiliki sejumlah keluhan.
Keluhan paling umum meliputi:
Berdasarkan penelitian ini, gejala long covid akan terus ada selama 12 minggu setelah masa akut dari Covid-19.
Namun, studi lain di jurnal Acta Paedriatica yang diadakan di Itali mengatakan bahwa anak-anak yang mengidap Long Covid masih akan merasakan gejala hingga 6-8 bulan.
Kedua studi tersebut turut mengatakan bahwa gejalanya membuat anak tidak dapat beraktivitas seperti normal dan susah untuk mengikuti pelajaran.
Akibatnya, anak harus mengurangi aktivitas fisik, bahkan harus bolos dari sekolah.