KOMPAS.com - Plasenta letak rendah atau plasenta previa adalah komplikasi kehamilan yang perlu diwaspadai ibu hamil.
Dilansir dari Parents, masalah kehamilan ini bisa menyebabkan jalan lahir di leher rahim sebagian atau seluruhnya terhambat plasenta.
Untuk diketahui, plasenta berguna untuk mengangkut nutrisi dan oksigen dari darah ibu hamil ke janin di dalam kandungan lewat tali pusar.
Baca juga: Fakta Seputar Plasenta Previa, Biang Pendarahan pada Ibu Hamil
Biasanya, organ ini menempel di bagian atas dinding rahim. Tapi, beberapa kondisi dan masalah kesehatan menyebabkan letak plasenta terbenam di bawah rahim.
Penanganan plasenta previa perlu disesuaikan dengan kondisi ibu hamil dan janin di dalam kandungan. Simak penjelasan berikut.
Dilansir dari Cleveland Clinic, penanganan plasenta previa bertujuan untuk mempertahankan kehamilan agar ibu hamil bisa melahirkan bayi di saat yang tepat.
Pertimbangan penanganan plasenta previa biasanya tergantung dengan kondisi pendarahan, usia kehamilan, posisi plasenta dan calon bayi, serta kondisi kesehatan ibu hamil dan calon bayi. Berikut beberapa penanganannya:
Plasenta previa yang terdeteksi di awal trimester kedua biasanya bisa membaik atau sembuh sendiri.
Kondisi ini dipengaruhi posisi plasenta yang bisa bergeser dan tidak menutupi jalan lahir, ketika rahim mengembang seiring tumbuh kembang calon bayi di dalam kandungan.
Dalam kondisi seperti ini, dokter biasanya melakukan pemantauan intensif dan melihat apakah plasenta letak rendah membaik atau tidak di trimester akhir kehamilan.
Baca juga: 4 Penyebab Plasenta Previa yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Dilansir dari Mayo Clinic, untuk ibu hamil dengan plasenta previa tanpa pendarahan, dokter jamak memberikan perawatan untuk mencegah pendarahan dan mempertahankan kehamilan sedekat mungkin dengan tanggal persalinan.
Umumnya, penderita plasenta previa disarankan untuk menghindari hubungan seks atau aktivitas yang menyebabkan orgasme, tidak boleh olahraga dengan tingkat aktivitas sedang atau berat, pantang mengangkat benda berat, dan tidak boleh berdiri dalam waktu yang lama.
Jika selama pemantauan tersebut terjadi pendarahan atau kontraksi vagina, dokter biasanya menganjurkan penderita segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
Baca juga: 3 Ciri-ciri Plasenta Previa, Ibu Hamil Perlu Waspada
Penderita plasenta previa dengan pendarahan dianjurkan menjalani perawatan di rumah sakit.
Dokter biasanya melakukan pemantauan ketat dan memberikan transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang selama pendarahan, memberikan obat untuk mencegah persalinan dini, dan memberikan obat untuk membantu paru-paru bayi berkembang lebih cepat.
Jika pendarahan baru kali pertama terjadi dan sudah berhenti dalam waktu 48 jam, ibu hamil biasanya dianjurkan menjalani perawatan jalan untuk istirahat (bed rest) di rumah.
Tapi, jika usia kehamilan sudah menginjak 36 minggu, kemungkinan dokter akan menganjurkan ibu hamil untuk menjalani operasi caesar untuk melahirkan bayinya.
Apabila, pendarahan cukup berat dan ada risiko kesehatan pada ibu hamil serta calon bayi, dokter biasanya juga menyarankan operasi caesar meskipun usia kehamilan belum genap 36 minggu.
Jika Anda memiliki masalah kehamilan ini, pastikan untuk berdiskusi intens dengan dokter yang menangani. Dokter dapat merekomendasikan dan memberikan penanganan plasenta previa yang tepat sesuai kondisi kesehatan Anda dan calon bayi Anda.
Baca juga: 5 Penyebab Janin Tidak Berkembang, Ibu Hamil Perlu Tahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.