Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Luka Dekubitus pada Lansia yang Sering Berbaring

Kompas.com - 30/05/2024, 08:45 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dekubitus atau luka tirah baring rentan terjadi pada lansia yang berbaring dalam waktu lama. Kulit akan terluka akibat tekanan, gesekan, dan geseran berat tubuh dengan permukaan penopang tubuh.

Pada lansia yang sering duduk dan berbaring (bed rest) dalam waktu lama, dekubitus akan muncul di area bokong, pinggul, tulang ekor atau punggung bagian bawah, serta tulang belakang.

Dokter spesialis kulit dan kelamin, Rinadewi Astriningrum menjelaskan salah satu cara agar terhindar dari luka dekubitus adalah dengan menggunakan produk penyerap inkontinensia (popok) dengan daya serap tinggi.

“Popok dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mencegah dekubitus pada lansia yang mengalami kesulitan bergerak atau memiliki risiko tinggi mengalami luka tekan,” jelasnya dalam acara Lifree, peluncuran popok dewasa yang digelar Unicharm Indonesia di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (29/5/2024).

Baca juga: 5 Tips Merawat Kulit Lansia untuk Cegah Luka Dekubitus

Ia menyebutkan, pemakaian popok juga dianjurkan terutama pada lansia yang sering mengeluarkan urin atau tinja tidak terkendali.

Sangat penting menggunakan popok dengan sirkulasi udara yang baik untuk membantu menjaga kulit tetap kering dan mengurangi kelembaban penyebab iritasi kulit.

“Hal ini dapat diperparah jika menggunakan popok dengan sirkulasi udara yang tidak baik, karena kulit menjadi pengap dan rentan iritasi. Oleh karena itu, popok yang sirkulasi udaranya baik efektif untuk mencegah terjadinya luka dekubitus,” tutur dr.Rinadewi.

Selain itu, popok yang digunakan pada lansia yang terbaring atau duduk dalam posisi lama dapat mengurangi gesekan antara kulit penyebab dekubitus.

“Gesekan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada kulit, yang dapat memicu terjadinya dekubitus. Penggunaan popok dapat meminimalisir terjadinya gesekan berlebih,” ujarnya.

Perawatan untuk menjaga sawar kulit (skin barrier) merupakan bagian utama dalam penatalaksanaan dan pencegahan luka dekubitus pada lansia.

Baca juga: Dokter Ingatkan Lansia Hindari Minuman Berkafein Agar Tak Mengompol

“Lansia yang terkena dekubitus memerlukan perawatan yang khusus, misalnya membersihkan area kulit yang terkena dekubitus dengan air hangat, menggunakan popok, serta memberikan minyak salep secara rutin,” kata dr.Rinadewi.

Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan Nida Rohmawati mengatakan, masyarakat lanjut usia di Indonesia rentan terkena penyakit kulit berupa luka ulkus dekubitus.

"Rasio kejadian luka dekubitus di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 33 persen dari keseluruhan lansia yang ada saat ini," kata Nida

Ada 8 provinsi dengan jumlah lansia terbanyak di Indonesia, yaitu DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Lampung.

Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Takumi Terakawa mengatakan, dari uji coba yang dilakukan di beberapa rumah sakit, menunjukkan popok dengan sirkulasi udara yang baik dapat menjaga kondisi kulit pasien tirah baring.

“Seluruh perawat yang berpartisipasi dalam pengujian ini sepakat mengatakan popok yang sirkulasi udaranya bagus, tidak menyebabkan ruam, kulit tidak pengap, pasien merasa lebih nyaman, dan kondisi kulit yang terdapat luka dekubitus membaik,” tuturnya.

Menurutnya, Lifree popok perekat terbukti dapat mengurangi kelembaban kulit di area sekitar perut hingga 25 persen. Kelembaban di dalam popok juga membaik 23 persen dibanding popok perekat biasa.

Baca juga: Mengapa Lansia Punya Bau yang Khas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com