Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Kenali Manfaat Terapi Stem Cell yang Kini Hadir di Indonesia

Kompas.com - 20/06/2024, 11:41 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terapi stem cell atau sel punca dinilai sebagai prosedur pengobatan yang menjanjikan di dunia kedokteran saat ini. Terapi dengan metode ini diyakini dapat mengatasi berbagai penyakit yang sebelumnya sulit disembuhkan.

Untuk diketahui, sel punca dapat diartikan sebagai “materi kasar” dari tubuh manusia. Sel punca adalah sel yang dapat berubah menjadi sel tubuh lain sesuai kebutuhan tubuh.

Menurut dokter Khoe Yanti Kusmiran dari dr Yanti Aesthentic Clinic, stem cell berfungsi untuk mengatasi kerusakan-kerusakan di dalam tubuh dan melakukan regenerasi. Dengan begitu, sel tubuh yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh stem cell.

Pada dasarnya, metode stem cell memiliki fungsi dasar yang bermanfaat, yakni sebagai sistem perbaikan tubuh dengan mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak.

Baca juga: Penyakit yang Bisa Diobati dengan Sel Punca

“Saat ini, stem cell semakin banyak digunakan para dokter dan ahli medis untuk mengatasi berbagai macam penyakit yang diderita pasien, mengobati penyakit degeneratif seperti osteoartritis, diabetes melitus, demensia, alzheimer, dan parkinson, serta penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung koroner," ujarnya saat soft launching dr Yanti Aesthetic Clinic cabang kedua Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Dokter Yanti menjelaskan bahwa untuk melakukan regenerasi sel, dunia kedokteran mengenal dua sumber, yakni stem cell yang bersumber dari diri sendiri (autologus) dan bersumber dari orang lain (alogenik).

Sayangnya, sebagian masyarakat di Indonesia belum mengetahui metode tersebut.

“Hal ini karena sosialisasi mengenai metode ini belum maksimal. Masyarakat harus diedukasi bahwa metode ini jauh lebih baik karena sel diregenerasi melalui stem cell tubuh sendiri," ujarnya.

Baca juga: Terapi Sel Punca, Harapan Baru untuk Pengobatan Penyakit Kronis

Hingga saat ini, kata dia, terapi sel punca di Indonesia masih dalam tahap pengembangan. Kondisi tersebut berbeda dengan negara maju yang teknologi terapi sel puncanya sudah maju pesat.

“Dengan regulasi yang tepat dan dukungan pemerintah, saya yakin, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Terlebih, saat ini banyak institusi medis dan lembaga penelitian melakukan kolaborasi dengan lembaga atau institusi luar negeri, seperti Amerika dan Eropa, mengadopsi teknologi yang terbaru bidang sel punca,” sambungnya.

Hal itu pun yang membuat dirinya berani membuka klinik baru dengan fokus layanan terapi menggunakan teknologi stem cell.

Dalam kesempatan sama, ia memastikan bahwa layanan terapi sel punca di kliniknya aman karena selain mengadopsi teknologi canggih, kliniknya juga menjalin kerja sama dengan institusi yang kredibel, yakni Global Stem Cells Group dan Cellular Hpe Institute yang telah menerapkan prosedur dan standar internasional.

Baca juga: Manfaat Sel Punca Tali Pusat untuk Pengobatan Leukemia

Sementara itu, CEP Global Stem Cell Benito Novas mengatakan bahwa pihaknya telah beroperasi di 26 negara dan berkomitmen untuk meningkatkan metode perawatan autolog yang berasal dari jaringan adiposa dan sumsum tulang, serta produk yang diproduksi dari jaringan perinatal, seperti darah tali pusar yang berasal dari mesenchymal stem cell, dan cairan amnion.

“Kolaborasi dengan institusi luar negeri juga membantu kami dalam mengimplementasikan teknologi terbaru di klinik kami,” ujar dr Yanti.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com