Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2013, 10:19 WIB


KOMPAS.com -
Pola makan anak perlu dibentuk sejak dini sesuai dengan tahapan usianya sehingga ia dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai dengan harapan orangtua. Nah, bagaimana membentuk pola makan anak per tahapan usia? Berikut uraiannya.

*Pola Makan Anak Usia Bayi (0-12 Bulan)

a. Usia 0-6 bulan :

Untuk bayi usia 0-6 bulan, makanan pertama dan utama adalah ASI yang diberikan sejak lahir. Pemberian ASI terbilang mudah, murah dan praktis. Selain kebutuhan akan nutrisi, kebutuhan psikologis bayi juga terpenuhi. Misalnya, kala ibu menyusui disertai dekapan dan pelukan membuat bayi merasa nyaman. Hubungan dengan ibu pun semakin erat. Manfaat lain yang bisa dipetik, ASI mengandung antibodi sehingga dapat melindungi dari penyakit infeksi, diare, bahkan alergi.

Upaya yang bisa dilakukan :
-Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir.
-Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand).
-Untuk rentang usia ini, ASI saja sudah mencukupi kebutuhan akan gizi, tanpa tapi perlu tambahan madu, makanan, bahkan air sekalipun.
 -Untuk memantau tumbuh-kembang si kecil, lakukan penimbangan secara berkala.
 
b. Usia 6-12 bulan:

Pada usia 6 bulan, si kecil mulai diberikan makanan padat secara bertahap atau Makanan Pendamping ASI (MPASI) seiring pertambahan usianya dan kematangan saluran cerna sang jabang bayi. MPASI dibutuhkan untuk memenuhi keutuhan energi si kecil untuk pertumbuhan dan aktivitasnya yang makin bertambah.

Adapun karateristik anak terkait dengan pola makan di usia ini:
-Bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.
-Bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak pula. Sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI.
-Kemampuan oromotor bayi makin meningkat dan matang, misalnya dalam hal koordinasi mengisap, menelan, mengunyah, menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah dan  lainnya.
-Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka belakang.

Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya.

Upaya yang bisa dilakukan :
-Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat. Tapi tak perlu terburu-buru memberikannya sesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan anak mengunyah.
-Berikan makanan secara bertahap, misal 1- 2 sendok di hari pertama kemudian meningkat menjadi 3 – 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya
-Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.
- Biarkan bayi mencoba mengenal cara makan, misal memainkan sendoknya.
-Tak kalah penting, observasi tanda alergi makanan, misal kulit merah atau ada perubahan konsistensi feses.
 
*Pola Makan Anak Usia Batita (Usia 1-3 Tahun)

Anak usia batita (1-3 tahun) umumnya tak bisa diam, terus bergerak mengeksplorasi lingkungan, rasa ingin tahunya makin tinggi, dan sulit diminta duduk dalam waktu yang relatif lama.

Adapun karateristik anak terkait dengan pola makan di usia ini:
-Si kecil sulit atau kurang mau makan.
-Napsu makan sering berubah, hari ini konsumsi makanan bisa banyak, tapi hari lain bisa jadi hanya sedikit yang dimakan.
- Hanya menyenangi jenis makanan tertentu.
-Ia cepat bosan sehingga tak bisa tahan makan sambil duduk dalam waktu cukup lama sampai makanannya habis.

Upaya yang bisa dilakukan:
-Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya dengan menyajikan peralatan makan yang menarik, piring, sendok dan gelas karakter kartun kesukaannya.
-Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu banyak. Sedikit- sedikit tapi sering.
-Hindari menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru dan berbeda.
-Beri kesempatan anak untuk belajar makan mandiri. Akan tetapi, jangan berharap anak dapat makan dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar.
 
*Pola Makan Anak Usia Prasekolah (Usia 4-6 Tahun)

Anak kelompok usia ini umumnya mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya sekitar 85 kkal/kgBB.

Adapun karateristik anak terkait dengan pola makan di usia ini:
-Napsu makan berkurang.
-Ia lebih tertarik pada kegiatan bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada makan.

Upaya yang bisa dilakukan:
-Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru. Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.
-Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4-5 kali sehari.
-Bila memberikan makanan padat 3 kali sehari, berikan makanan ringan di antara waktu makan tersebut. Susu diberikan 1 – 2 kali sehari.
-Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal pentingnya nutrisi, misalnya makan wortel baik untuk kesehatan mata.
-Izinkan anak untuk membentu orang tua menyiapkan makanan meski tak perlu berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.
 
Pola Makan Anak Usia Sekolah (Usia 6-12 Tahun)

Anak usia sekolah mempunyai lingkungan sosial yang lebih luas selain keluarganya, yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan permainan di sekitar rumah. Bermain dengan teman dirasakan anak sebagai sesuatu yang menyenangkan

Adapun karateristik anak terkait dengan pola makan di usia ini:
-Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah.
-Reklame atau iklan makanan tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.
-Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginan yang lebih besar untuk bermain ketimbang makan.
-Di sisi lain, kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur–angsur hilang.

Upaya yang bisa dilakukan:
-Jelaskan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah lebih baik dari pada bermain.
-Jelaskan untuk tidak jajanan di sekolah ataupun di lingkungan luar rumah karena belum tentu sehat dan hal itu bukan pola kebiasaan yang baik bagi anak.
-Anjurkan untuk selalu menyediakan makanan kecil untuk dibawa ke sekolah maupun disediakan di rumah.
-Beri motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan yang baru.
-Beri motivasi untuk membiasakan anak dengan pola makan yang baik. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau