Cara Artika Sari Devi Menyapih Putrinya

KOMPAS.com — Memberikan ASI kepada buah hati merupakan impian hampir semua ibu. Namun, ada saatnya pemberian ASI harus dihentikan atau dikenal dengan istilah menyapih. Proses tersebut sering kali tidak semudah dan sesederhana yang dipikirkan, apalagi jika menyusui lebih dianggap sebagai penyaluran cinta kasih.

Itulah yang terjadi pada artis Artika Sari Devi (34). Mantan Puteri Indonesia ini bahkan harus mengakhiri menyusui putri pertamanya, Sarah Ebiela Ibrahim, pada usia lebih dari dua tahun.

Sejak hamil, Artika memang berniat memberikan ASI eksklusif enam bulan kepada Ebi. Beruntung, ia bahkan mampu memberikan ASI hingga putrinya berusia lebih dari dua tahun.

"Saat Ebi berusia dua tahun, saya terus kasih pengertian supaya dia mau stop menyusu," kata Artika saat diwawancarai belum lama ini di Jakarta.

Awalnya Ebi terus menolak dan bertanya-tanya kenapa harus berhenti. Artika pun tak lelah memberi pengertian bahwa pada usia lebih dari dua tahun anak sudah tidak lagi mendapat manfaat dari ASI karena kebutuhan gizinya sudah tercukupi dari makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Meski sudah diberi pengertian berulang-ulang, Ebi masih tak mau berhenti menyusu. Hingga pada usianya yang mencapai dua tahun tiga bulan, ia memutuskan untuk berhenti sendiri.

Saat itu, Artika tengah mengalami kram perut dan terkapar di kamar mandi. Hanya ada dia dan Ebi di kamar. Setelah meminta pertolongan, Artika dibaringkan di tempat tidur.

"Ebi langsung memeluk saya dan bilang, 'Mama sakit karena Ebi ya, mulai sekarang Ebi mau berhenti nenen.' Saya sangat terharu dan bilang ke dia kalau itu bukan salah dia. Wah, saat itu sampai berderai-derai air mata," cerita istri dari penyanyi Ibrahim Imran atau Baim ini.

Sampai malamnya, saat terbangun, Ebi masih mencari-cari ibunya. Namun, kemudian ia sadar bahwa ia sudah harus berhenti, air mata pun tak terbendung, begitu pula dengan Artika. Namun syukurlah, proses itu tidak berjalan lama. Setelah seminggu, Ebi yang kini telah berusia empat tahun mampu disapih.

"Kuncinya saat menyapih ibunya dulu harus ikhlas dan kuat. Kalau tidak akan semakin sulit. Kemudian beri pengertian kepada anak, pasti mereka mau mengerti," ujar konselor ASI ini.