KOMPAS.com - Delima merupakan jenis buah yang berasal dari Asia dan termasuk dalam golongan berry.
Buah yang memiliki nama latin Punica granatum L. ini memiliki cita rasa asam dan manis menyegarkan.
Buah delima sangat populer dengan berbagai manfaatnya untuk kesehatan. Buah ini mirip markisa karena berisi biji-bijian di dalamnya, biji-bijinya inilah yang dikonsumsi.
Selain terasa nikmat, buah ini juga memiliki banyak nutrisi penting bagi tubuh, seperti antioksidan polifenol yang berguna untuk melindungi tubuh dari paparan radikal bebas pemicu penyakit.
Lantas, apa saja khasiat dan manfaat buah delima untuk kesehatan tubuh?
Baca juga: Apakah Buah Jeruk Baik untuk Penderita Diabetes? Ini Penjelasannya...
Buah delima ukuran 282 gram dapat mengandung sejumlah nutrisi penting. Misalnya seperti protein, serat tinggi, mineral seperti kalsium, zat besi, magnesium, fosfor hingga kalium.
Tak hanya itu, buah delima juga kaya akan vitamin C dan folat (vitamin B9).
Melansir dari Healthline, berikut beragam manfaat buah delima yang sayang untuk dilewatkan.
Seseorang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, mencoba mengonsumsi jus buah delima dapat menjadi pilihan yang baik.
Sebuah penelitian menunjukkan, mengonsumsi minimal 200 mililiter jus buah delima tiap hari selama 3 bulan dapat menurunkan gejala iskemia akibat penyempitan pembuluh darah jantung.
Manfaat buah delima juga baik untuk kesehatan jantung karena buah ini mampu mengontrol tekanan darah dan mencegah pembentukan sumbatan pada pembuluh darah. Dengan begitu, aliran darah dari dan ke jantung tetap lancar.
Baca juga: Apakah Buah Pepaya Baik untuk Ginjal? Berikut Penjelasannya…
Kandungan antioksidan punicalagin dalam buah delima memiliki sifat antiinflamasi yang kuat.
Kandungan ini dapat membantu mengurangi peradangan di seluruh tubuh dan mencegah stres dan kerusakan oksidatif.
Peradangan kronis adalah salah satu pemicu utama banyak penyakit serius. Ini termasuk penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, penyakit Alzheimer, dan bahkan obesitas.
Ekstrak buah delima dapat mengurangi pertumbuhan sel kanker. Bahkan, memicu apoptosis atau kematian sel pada sel kanker.