Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Obat Disfungsi Ereksi hingga Antibiotik Paling Sering Dipalsukan

Kompas.com - 01/11/2016, 10:07 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peredaran obat palsu marak terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Yang mengkhawatirkan, konsumsi obat palsu dapat mengancam kesehatan masyarakat.

Kepala Sub Direktorat inspeksi dan Sertifikasi Distribusi Produk Terapetik, Direktorat Produk Pengawasan Terapetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Eka Purnamasari mengungkapkan, obat yang paling dipalsukan antara lain, obat disfungsi ereksi, obat penghikang rasa nyeri, dan antibiotik.

"Yang paling banyak dipalsukan itu obat disfungsi ereksi. Mungkin melihat kebutuhan masyarakat," kata Eka di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Baca juga: Hasil Timnas U17 Indonesia Vs Yaman 4-1: Indonesia Lolos ke Piala Dunia U17 2025!

Berdasarkan data BPOM, terdapat 17 merek obat palsu pada periode Januari hingga Juni 2016. Obat yang dipalsukan itu didominasi oleh obat disfungsi ereksi, antibiotik, antihipertensi, antipiretik-analgetik, dan antihistamin.

Obat-obatan tersebut beredar di masyarakat tanpa izin pemerintah dan uji laboratorium. Tidak dapat dipastikan kandungan apa saja yang terdapat dalam obat palsu maupun ilegal. Proses pembuatannya pun sudah pasti tidak sesuai standar, sehingga berisiko tinggi mengalami kontaminasi bakteri.

Menurut Eka, obat yang dipalsukan biasanya obat yang harganya mahal dan memang banyak dicari oleh masyarakat.

Baca juga: Usaha Sepi Usai Direview Food Vlogger, Sidik Eduard: Seneng Mereka Jujur, tapi...

"Misalnya kalau membeli viagra bisa lebih mahal," kata Eka. Padahal, konsumsi viagra pun seharusnya dengan resep dokter.

Begitu pula dengan antibiotik. Jika membelinya secara sembarangan, bisa saja mengonsumsinya dengan dosis yang tidak tepat. Ini tentu dapat menyebabkan resistensi.

Biasanya, obat palsu pun dijual dengan harga yang lebih murah. Obat-obatan palsu dijual di toko-toko obat tidak resmi atau tidak berizin dan dijual secara online. Maka pastikan membeli obat-obatan di tempat resmi dan tidak membeli sembarang obat tanpa resep dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Soal Demo Kritik Pemerintah, Prabowo: Coba Perhatikan, Itu Murni atau Ada yang Bayar?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau