Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kekerasan oleh Anak: Bentuk, Penyebab, Dampak, dan Cara Menanggulangi

KOMPAS.com – Agresivitas sebagai istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan-perasaan marah, permusuhan, atau tindakan melukai orang lain dapat terjadi pada setiap anak.

Tindakan agresi itu bisa dilakukan dengan aksi kekerasan secara fisik, verbal, maupun menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan.

Tujuan dan bentuk kekerasan oleh anak

Pada umumnya, ada dua tujuan utama agresi yang saling bertentangan satu sama lain, yaitu untuk membela diri di satu pihak, dan untuk meraih keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya di pihak lainnya.

Agresivitas atau kekerasan pada anak dalam bentuk verbal biasanya dilakukan dengan mengucap kata-kata “kotor” yang terkadang si anak sendiri tidak mengerti maknanya.

Sementara, agresi dalam bentuk tindakan fisik kerap berupa menggigit, menendang, mencubit, mencakar, memukul, dan bahkan membunuh.

Biasanya, sasaran perilaku agresif ini tidak lain adalah orang-orang dekat yang ada di sekitar anak, seperti orang tua, adik, kakak, pengasuh, pendidik, termasuk teman sebaya.

Melansir Buku Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya (2015) karya Riana Mashar, M.Si., Psi., agresivitas pada anak dapat berdampak secara psikologis maupun sosial.

Beberapa dampak psikologis, di antaranya yakni:

  • Kecenderungan untuk meningkatnya perilaku agresif baik dalam frekuensi maupun intensitas jika perilaku ini tidak ditangani secara efektif
  • Perilaku agresif juga dapat menyebabkan anak cenderung menjadi anti sosial karena ketidakmampuannya menahan emosi dan lebih terjebak dalam perilaku-perilaku impulsif

Sedangkan dampak sosial, berupa:

  • Anak cenderung dikucilkan oleh teman-teman
  • Anak juga akan ditakuti oleh teman-teman

Peyebab kekerasan oleh anak

Secara umum, ada dua faktor yang dapat menyebabkan anak melakukan agresivitas atau tindakan kekerasan.

Kedua faktor tersebut, yakni:

1. Faktor biologis

Faktor biologis yang berasal dari dalam diri anak (internal) dapat berupa:

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang berasal dari luar diri anak (eksteral) dapat berupa:

  • Kemiskinan
  • Kondisi lingkungan fisik yang tidak mendukung, seperti suhu udara yang panas, oksigen terbatas
  • Kecenderungan meniru model kekerasan yang ada di sekitarnya, baik melalui pengamatan langsung terhadap figur-figur model di sekitar maupun pengamatan tidak langsung pada figur-figur model kekerasan di media televise maupun internet

Cara menanggulangi

Mengingat pentingnya penanganan agresivitas sejak dini, orang tua atau pendidik kiranya perlu memerhatikan beberapa perlakuan awal yang bisa diberikan kepada anak untuk mencegah tindakan agresif.

Berikut beberapa caranya:

  1. Mengajarkan pada semua anak tentang keterampilan sosial untuk berhubungan dengan orang lain
  2. Menciptakan lingkungan sekolah yang menekan tingkat frustasi atau tekanan pada anak atau lebih memberikan keleluasaan pada nak dalam beraktivitas selama kegiatan belajar mengajar (KBM)
  3. Anak yang berperilaku agresif dapat diatasi dengan menerapkan peraturan yang disertai dengan pemberian penguat atau positive reinforcement dan negative reinforcement
  4. Orangtua dan pendidik dapat pula menerapkan teknik penghapusan atau pengabaian, yaitu dengan mengabaikan perilaku agresif anak dan tidak menunjukkan perhatian saat anak berperilaku demikian
  5. Anak diajarkan untuk lebih mengembangkan kecerdasan emosinya, dengan melatih mereka untuk mampu mengenali emosi, mengelola emosi, berempati, mengembangkan hubungan baik dengan teman, dan motivasi diri. Itu semua dapat diawali dengan relaksasi diri

Dampak bagi korban

Merangkum buku Menyikapi Perilaku Agresif Anak (2006) yang dibuat Tim Pustaka Familia, kekerasan yang dilakukan oleh anak bukan hanya akan merugikan mereka sendiri tapi jelas orang lain yang menjadi korbannya.

Ada beberapa dampak buruk dari korban perilaku agresif, di antaranya yakni:

  • Perasaan tidak berdaya
  • Kemarahan setela menjadi korban perilaku agresif
  • Perasaan bahwa diri sendiri mengalami mengalami kerusakan permanen
  • Ketidakmampuan memercayai orang lai, termasuk ketidakmampuan menggalang relasi dekat dengan orang lain
  • Keterpakuan pada pikiran tentang tindakan agresif atau kriminal
  • Hilangnya keyakinan bahwa dunia bisa berada dalam tatanan yang adil

https://health.kompas.com/read/2020/03/08/180000668/kekerasan-oleh-anak--bentuk-penyebab-dampak-dan-cara-menanggulangi

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke