Artritis atau radang sendi adalah kelainan sendi yang menyebabkan area tempat bertemunya dua tulang ini mengalami peradangan.
Saat meradang, bagian tubuh ini terasa sangat nyeri sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dilansir dari MedicineNet, terdapat lebih dari 100 jenis radang sendi yang berhasil diidentifikasi para ahli.
Jenis yang umum diderita antara lain osteoartritis karena kerusakan tulang rawan, rematik atau rheumatoid arthritis terkait penyakit autoimun, dan gout.
Melansir WebMD, penyebab radang sendi tergantung jenis penyakitnya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan ini antara lain:
Saat terkena peradangan, biasanya tubuh akan melepaskan bahan kimia ke aliran darah atau jaringan tubuh.
Bahan kimia ini meningkatkan aliran darah ke area yang cedera atau terinfeksi. Imbasnya, area sendi yang meradang jadi kemerahan atau terasa hangat.
Beberapa bahan kimia yang menyebabkan cairan bocor ke jaringan sendi juga dapat memicu pembengkakan. Proses ini memengaruhi saraf dan menimbulkan rasa sakit.
Cara mengobati untuk radang sendi disesuaikan dengan jenis penyakit, usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan tingkat keparahan penyakit.
Umumnya, pemberian obat radang sendi bertujuan untuk meredakan nyeri, mempertahankan gerakan sendi, dan menjaga kekuatan otot.
Berikut beberapa jenis obat radang sendi yang biasanya diresepkan oleh dokter beserta fungsinya:
1. Obat penghilang rasa sakit
Melansir Mayo Clinic, obat penghilang rasa sakit berfungsi untuk membantu mengurangi nyeri pada radang sendi, tapi tidak mengatasi peradangan.
Contoh obat penghilang rasa sakit yang dijual tanpa resep dokter yakni acetaminophen (Tylenol, dll).
Apabila nyeri terasa parah dan obat penghilang rasa sakit biasa tidak mempan mengurangi rasa sakit, dokter biasanya meresepkan obat jenis opioid seperti tramadol (Ultram, ConZip), oxycodone (OxyContin, Roxicodone), atau hidrokodon (Hysingla, Zohydro ER).
Hal yang perlu diperhatikan, obat jenis opioid perlu pengawasan dokter. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat ini apabila digunakan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketergantungan.
2. Nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID)
Obat antiperadangan nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) berfungsi untuk mengurangi rasa sakit sekaligus peradangan.
Contoh NSAID yang dijual tanpa resep dokter antara lain ibuprofen (Advil, Motrin IB, dll.) dan naproxen (Aleve). Beberapa jenis NSAID tersedia hanya dengan resep dokter. Jenisnya bisa berupa krim, gel, obat oles, dan obat yang diminum.
Orang dengan masalah kesehatan tertentu perlu berkonsultasi ke dokter apabila ingin mengonsumsi NSAID.
Pasalnya, sebagian obat ini memiliki efek samping mengiritasi lambung dan dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.
3. Counterirritant
Obat radang sendi lainnya yakni jenis counterirritant berupa krim atau salep yang dioleskan pada bagian yang sakit.
Obat counterirritant biasanya mengandung bahan aktif mentol atau capsaicin yang terasa hangat di kulit.
Obat ini bekerja dengan mengganggu transmisi sinyal nyeri dari sendi, sehingga rasa sakit jadi teralihkan dengan rasa hangat di kulit.
4. Disease-modifying antirheumatic drug (DMARD)
Obat antirematik pemodifikasi penyakit atau disease-modifying antirheumatic drug (DMARD) berfungsi untuk mengobati radang sendi jenis rheumatoid arthritis yang disebabkan gangguan kekebalan tubuh.
Obat ini bekerja dengan menghentikan sistem daya tahan tubuh sementara agar tidak menyerang persendian penderitanya.
Contoh obat DMARD antara lain methotrexate (Trexall, Rasuvo, others) dan hydroxychloroquine (Plaquenil).
5. Obat pengubah respons biologis
Obat pengubah respons biologis fungsinya untuk mengobati radang sendi bersama dengan obat DMARD.
Ada beberapa jenis obat pengubah respons biologis, salah satu yang kerap diresepkan adalah inhibitor nekrosis tumor.
Contoh obat ini di antaranya etanercept (Enbrel, Erelzi, Eticovo) dan infliximab (Remicade, Inflectra, dll.).
Obat radang sendi sejenis ada juga yang menargetkan zat lain pemicu peradangan, seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), enzim Janus kinase, dan jenis sel darah putih tertentu yang dikenal sebagai sel B dan sel T.
6. Kortikosteroid
Obat kortikosteroid berfungsi untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem daya tahan tubuh. Obat kortikosteroid ada yang diminum atau disuntikkan langsung ke bagian sendi yang sakit.
Contoh obat radang sendi kortikosteroid di antaranya prednison (Prednisone Intensol, Rayos) dan kortison (Cortef).
Konsultasikan dengan dokter untuk jenis obat radang sendi yang paling tepat sesuai kondisi penyakit.
Selain dengan obat, terkadang penderita radang sendi juga perlu perawatan fisioterapi dan operasi.
Dokter terkadang juga merekomendasikan alat seperti tongkat atau bidai untuk mengurangi tekanan pada persendian.
https://health.kompas.com/read/2021/03/23/200100168/6-obat-radang-sendi-dan-fungsinya