Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lindungi Diri dari Ancaman Kanker Leher Rahim

Kompas.com - 28/06/2011, 16:03 WIB

"Ibaratnya virus ini ada di teras rumah, sementara sistem imun adanya di dalam rumah. Karena itu harus diusahakan agar tentara antibodi ini juga berada di teras, caranya dengan melakukan vaksinasi," kata salah satu staf pengajar di bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Pola kerja vaksin HPV sama seperti vaksin lain. Seseorang dengan HPV diberi suntikan vaksin, tubuh merespons, dan tubuh membentuk antibodi. Antibodi ini selanjutnya akan menolak HPV risiko tinggi sekalipun.

Vaksinasi dilakukan selama tiga kali, penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama disuntikkan, dan vaksinasi ketiga disuntikkan pada bulan keenam.

Perlu skrining Perempuan yang rawan terkena kanker serviks adalah mereka yang berusia 35-50 tahun. "Sekitar 9 dari 10 wanita yang terinfeksi virus ini terjadi di usia 50 tahun," kata dr.Adrian.

Kendati begitu, justru para remaja putri yang menjadi sasaran dari vaksinasi HPV. Di negara maju, memasuki usia 10 tahun biasanya anak perempuan sudah divaksin HPV. Pertimbangannya, wanita rata-rata mulai melakukan hubungan seks di usia 20 tahun. Vaksin akan meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh sebelum terjadi infeksi.

Mereka yang sudah divaksinasi bukan berarti terbebas dari kanker. Mereka masih harus menemui tenaga kesehatan untuk skrining kanker serviks. Ada tiga alasan mengapa tetap dibutuhkan pemeriksaan pap smear secara teratur.

Pertama, vaksin tidak melindungi dari semua jenis HPV penyebab kanker serviks. Kedua, mungkin tidak mendapatkan dosis yang cukup atau mendapatkannya pada waktu yang tepat, jadi mungkin mereka tidak mendapat manfaat penuh dari vaksin.

Ketika, mereka juga tidak mendapatkan manfaat penuh dari vaksinasi bila mereka telah lebih dulu terinfeksi tipe HPV yang terdapat dalam vaksin.

Meski vaksin HPV sudah tersedia di Indonesia sejak tahun 2007, namun vaksin ini belum populer. Salah satu kendalanya adalah harga yang relatif mahal. Akan tetapi, dibanding dengan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk mengobati penyakitnya, sebenarnya biayanya tidak seberapa.

Karena itu, jangan menunggu besok untuk melindungi diri dari kanker dengan melakukan vaksinasi dan deteksi dini. Dengan demikian kita bisa menolong diri sendiri untuk menghindar dari ancaman kanker serviks.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com