Beberapa pelari maraton khawatir minum terlalu sedikit selama perlombaan, tetapi minum berlebihan ketika kita sedang berkeringat banyak bisa menyebabkan pengurangan konsentrasi sodium dalam darah atau yang disebut hyponatremia.
Gangguan ini memiliki gejala mirip dengan dehidrasi yakni mual dan pusing. Pelari yang lambat dan perempuan adalah yang paling berisiko karena ukuran tubuhnya lebih kecil. Untuk menyiasatinya, minumlah hanya ketika haus.
3. Iritasi kulit
Keringat, gerakan terus-menerus, dan bahan pakaian menjadi kombinasi yang bisa menyebabkan kulit tergosok, bahkan di bagian yang tak terduga. Pelari sering mengalami iritasi di ketiak, paha dalam, dan mata kaki. Pada wanita, iritasi ketiak yang paling sering ada di sepanjang garis kutang. Sementara pada pria bagian puting mereka bisa tergores dan berdarah.
Untuk menyiasatinya, berikan pelumas di area tubuh yang lembut. "Hindari memakai kaus baru di hari pertandingan," kata Maharam yang juga menulis buku Running Doc's Guide to Healthy Running.
4. Kuku kaki menghitam
Sepatu yang terlalu sempit bisa menyebabkan kuku kaki menyentuh bagian ujung sepatu sehingga sirkulasi darah tidak lancar dan membuat kuku berwarna kehitaman. Karena itu, gunakan sepatu yang nyaman dan memiliki jarak antara ujung jari dan ujung sepatu.
5. Sempoyongan
Akibat pengeluaran energi yang begitu besar, tubuh akan memakai lemak sebagai cadangan energi setelah karbohidrat. Padahal, energi dari lemak ini kurang efisien sehingga lama kelamaan kaki menjadi lambat.
Walau ada beberapa gangguan kesehatan, Maharam menekankan, olahraga ini menyehatkan tubuh dan jiwa. Namun, jika Anda merasa ada yang tidak nyaman selama berlari, berhentilah. Yang terutama adalah kesehatan, bukan kemenangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.