Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2012, 17:13 WIB

Kalaupun ada penelitian mungkin saja tembakau atau bahan narkoba yang digunakan sebagai obat tetapi bukan dalam bentuk rokok tetapi dalam bentuk tembakau segar dan dalam jumlah yang berlebihan. Justru tidak bisa dibantahkan osedikitpun bahwa hampir semua penelitian tentang rokok menunjukkan dampak buruk rokok bagi kesehatan.

10. Fidel Castro sudah tua perokok berat masih sehat-sehat saja.

Dokter dan orang kesehatan di dunia bohong besar dan tidak tahu apa tentang bahaya merokok. Buktinya Fidel Castro sudah tua perokok berat masih sehat-sehat saja. Beberapa orang perokok bahkan dengan kasar dan "sok pintar" sering menuduh bahwa dokter tidak tahu apa-apa tentang kesehatan. Buktinya Fidel Catro, Mao Ze Dong atau Mbah Parto kakeknya telah berusia 60 tahun telah merokok tetapi sampai sekatrang masih hidup sehat.

Dengan sombongnya para perokok mengatakan bahwa tetangga saya bukan perokok meninggal dalam usia muda sedangkan saya sehart-sehat saja. Memang banyak faktor mengapa seseorang mengalami usia panjang. Ternyata beberapa gen dalam setiap individu juga berperanan mengapa seseorang dapat tahan dengan berbagai penyakit dan paparan berbahaya di sekitarnya. Tetapi bila ini terjadi bisa saja kelompok ini mungkin Fidel Castro, Mao Ze Dong atau Mbah Parto meski perokok baru meninggal usia 90 tahun tetapi mereka tidak menyadari bahwa teman Fidel Castro yang bukan perokok baru meninggal usia 105 tahun atau 15 tahun lebih lama hidup di dunia.

Penelitian telah membuktikan bahwa diantara ribuan orang yang diteliti usia perokok 15 tahun lebih muda dibandingkan bukan perokok. Sebaliknya dalam kelompok yang rentan bisa saja berumur tidak panjang bila terjadi paparan bahan berbahaya di lingkungannya. Bila pendapat ini terekam oleh otak kelompok individu yang rentan, maka hidupnya akan seumur jagung padahal ingin hidup seperti Fidel Castro. Tua, kaya raya, banyak isteri dan merokok banyak secara bebas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com