Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Menua dengan Cepat...

Kompas.com - 09/11/2012, 05:29 WIB

Usia harapan hidup rata-rata di Indonesia saat ini 72 tahun, ungkap Prof Tri Budi W Rahardjo, Direktur Center for Ageing Studies UI. Perempuan lebih tinggi usia harapan hidupnya, tetapi sakit-sakitan. ”Terjadi ’feminisasi lansia’,” tambah Tuning.

Jumlah lansia saat ini mencapai 28 juta. ”Sekitar 1,8 juta di antaranya telantar, dan kemampuan pemerintah menanganinya baru menjangkau sebagian kecil,” papar Direktur Usia Lanjut Kementerian Sosial Yulia Suhartini.

Pada tahun 2025 jumlah lansia mencapai 40 juta-an orang, dan menjadi 71,6 juta dari perkiraan 310 juta penduduk Indonesia tahun 2050. ”Anggaran Kemensos untuk penanganan lansia saat ini Rp 84 miliar. Sekitar Rp 67 miliar dari dana itu digunakan untuk asistensi lansia,” kata Yulia.

Tentu saja jumlah itu jauh dari cukup untuk memenuhi tiga pilar guna menjamin hak-hak lansia–seperti yang dipaparkan Tri Budi–yakni penuaan dan pembangunan, kesehatan dan kesejahteraan, serta lingkungan fisik dan sosial. Apalagi, antara 7 sampai 8 persen lansia berada dalam kondisi sangat-sangat miskin, dan strategi pemerintah melalui bantuan langsung tunai dinilai tidak tepat.

Jaminan pendapatan

Bagian terbesar persoalan lansia adalah jaminan pendapatan dan kesehatan. Sebagian besar lansia berpendidikan rendah, tak punya jaminan pendapatan.

”Tenaga kerja formal hanya sekitar 30 persen dari total pekerja. Secara kasar hanya 10 persen yang punya pensiun, yaitu PNS, TNI/Polri, dan sedikit pegawai swasta,” ujar Kepala Lembaga Demografi (LD) UI, Sonny B Harmadi, secara terpisah.

Tri Budi menambahkan, hanya 3 persen lansia punya asuransi dan hanya 7 persen lansia punya tabungan. ”Karena memang tak ada yang bisa ditabung,” ujarnya.

Padahal, persoalan kesehatan fisik dan mental lansia membutuhkan banyak perhatian. Tri Budi menyebutkan, 80 persen lansia menderita gangguan radang sendi, persoalan gigi dan mulut, hipertensi, kesehatan mental dan infeksi, diabetes dan kardiovaskuler. Meski belum ada studinya, Tri Budi memperkirakan, biaya kesehatan lansia jauh lebih besar dibandingkan anak-anak.

Selain penyakit-penyakit diabolik, tak menular (non-communicable diseases), ahli psiko-geriatri, dr Martina Wiwie Nasrun dari RSCM, mengingatkan, beban terberat adalah demensia dan depresi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com