Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/07/2013, 09:48 WIB
EditorAsep Candra


KOMPAS.com — Pada awal kehamilan, calon ibu perlu melakukan pemeriksaan oleh tenaga medis. Selain untuk memastikan kondisi kehamilan, hal tersebut juga berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi kesehatannya secara umum.

Salah satu pemeriksaan yang wajib adalah mengukur berapa berat badan (BB) untuk menentukan status gizi di awal kehamilan tersebut. Kenapa mengetahui BB menjadi penting? Karena BB di awal kehamilan menjadi dasar untuk mengetahui pola pertambahan BB di sepanjang kehamilan.

Umumnya, pertambahan BB calon ibu selama kehamilan sekitar 10-12,5 kilogram. Tentunya, tinggi badan (TB) calon ibu memengaruhi pertambahan BB selama hamil. Sebagai contoh, calon ibu dengan tubuh yang tinggi relatif memilih pertambahan BB yang lebih besar ketimbang calon ibu dengan TB pendek.

Untuk calon ibu dengan badan yang kurus sebelum hamil, diharapkan BB naik sekitar 12,5-18,5 kg, sedangkan bagi calon ibu dengan badan normal diharapkan BB naik sekitar 11,5 -12,5 kg. Sementara calon ibu dengan badan gemuk sebelum hamil, diharapkan BB naik sekitar 7-11,5 kg.

Berat badan tak naik

Nah, hal yang perlu diperhatikan, pertambahan BB selama hamil terkait dengan konsumsi atau asupan makanan, apakah banyak atau sedikit. Bila calon ibu mengalami gizi kurang, diharapkan pada trimester II dan III dapat menambah BB sebanyak 500 gram per minggu. Sementara calon ibu yang diketahui bergizi lebih atau kegemukan disarankan menambah BB sebanyak 300 gram per minggu.

Bagaimana bila calon ibu tak kunjung mengalami kenaikan BB? Hal tersebut terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asupan makanan dan kebutuhan tubuh. Dengan kata lain, asupan makanan yang didapat lebih sedikit dari kebutuhan. Kondisi ini tentu tak terlepas dari risiko, misalnya janin jadi mengalami kekurangan gizi, bayi lahir dengan berat badan rendah sehingga berdampak pada tumbuh kembang di kemudian hari.

Bila berbadan kurus

Begitu pun calon ibu yang berbadan kurus berisiko lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), bahkan perdarahan kala bersalin. Studi yang dilakukan London School of Hygiene & Tropical Medicine, menunjukkan, sekitar 72 persen calon ibu yang berat badannya kurang ternyata mengalami keguguran pada trimester pertama.

Nah, untuk menghindari keguguran, calon ibu perlu mengonsumsi suplemen asam folat, zat besi, dan vitamin lainnya. Selain itu, porsi makan perlu diatur dengan baik agar kenaikan BB sesuai yang dibutuhkan. Agar kebutuhan gizi calon ibu yang kurus tercukupi, upayakan mengonsumsi makanan dengan sedikit kuah. Pada menu sehari-hari, tambahkan buah segar dan sayuran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+