Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2013, 17:33 WIB
Wardah Fajri

Penulis

Tulus mengatakan, YLKI dalam uji lab bekerjasama dengan Universitas Indonesia, memang pernah meneliti kandungan zat kimia pada mainan anak pada 2011. Dari 35 produk mainan edukasi, ditemukan sejumlah zat kimia berbahaya.

"Namun uji lab ini hanya dilakukan pada mainan edukasi saja," tegasnya.

Senada dengan Eko, menurut Tulus sertifikasi yang menandakan produk mainan lolos uji keamanan menjadi penting. Bahkan, saat memilih mainan anak impor misalnya, tak cukup hanya dengan memerhatikan sertifikasi dari negara asal. Sertifikasi dalam negeri juga sama pentingnya. Terutama terkait penggunaan bahan kimia pada mainan anak.

"Karakter negara berbeda. Jadi meski mainan sudah mendapatkan sertifikasi dari negara pengimpor misalnya, namun ketika masuk ke Indonesia misalnya, sertifikasi dalam negeri juga penting. Karena bisa jadi zat kimia di negara asal yang terkandung pada mainan tidak ada di sini, atau ada zat kimia tertentu yang sudah dilarang di negara asal tapi di Indonesia belum, atau sebaliknya," terangnya.

Selain meneliti kandungan zat kimia, YLKI juga pernah melakukan survei mengenai penggunaan bahasa dalam petunjuk penggunaan mainan anak. Tulus mengatakan, agar konsumen memahami petunjuk teknis mainan anak, penggunaan bahasa Indonesia semestinya lebih diutamakan.

"Dari hasil survei YLKI pada 35 produk mainan anak, rata-rata menggunakan bahasa Inggris, bahasa China dengan tulisan China, dalam petunjuk teknis mainan. Tidak semua konsumen bisa paham, bahkan jika petunjuk teknis menggunakan bahasa Inggris sekali pun," ungkapnya.

Pemahaman yang baik dari konsumen dapat mencegah terjadinya berbagai risiko akibat penggunaan mainan anak yang salah. Jika ada peringatan pada mainan tersebut mengenai penggunaan sesuai usia, namun orangtua tidak memberikan mainan sesuai usia, tentu kesalahan di pihak orangtua. Namun, sebaiknya, mainan anak juga menyertakan penjelasan petunjuk teknis mainan anak dengan bahasa Indonesia untuk mengantisipasi risiko ini.

Penggunaan bahasa Indonesia dalam petunjuk teknis mainan anak menjadi penting, karena sebagian besar mainan impor diproduksi di China.

Eko mengatakan, meski merek mainan berasal dari Amerika dan Eropa, kebanyakan mainan impor yang masuk ke Indonesia diproduksi di China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com