KOMPAS.com-Pola dan cara tenaga kesehatan berkomunikasi saat ini masih menjadi sorotan. Tak hanya dokter, tenaga kesehatan seperti bidan juga diharapkan pandai berkomunikasi dengan masyarakat yang menjadi pasiennya. Kemampuan ini semakin penting, mengingat bidan merupakan tenaga layanan kesehatan primer.
Kondisi ini menjadikan bidan sebagai tenaga layanan kesehatan yang paling sering berhadapan dengan masyarakat. Bidan juga menjadi rujukan pertama bila masyarakat merasa ada yang tidak beres dengan kandungannya. Hal ini didukung akses bidan yang lebih banyak tersebar di puskesmas, polindes, pukesmas pembantu, atau klinik pratama.
"Sudah tidak saatnya bila kemampuan bidan hanya terbatas pada klinis dan pengobatan. Bidan harus memiliki berbagai soft skill, salah satunya berkomunikasi, sehingga pesan kesehatan bisa sampai ke masyarakat tanpa menimbulkan salah paham," kata Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Emi Nurjasmi di Jakarta pada Kamis (28/11/2013).
Menurut Emi, komunikasi sangat penting bagi bidan yang merupakan pelayan masyarakat. Dengan pola yang baik tentu masyarakat lebih mudah menerima berbagai pesan positif, misal rutin memeriksakan kehamilan, melahirkan di tenaga yang berkompeten, hingga penggunaan kontrasepsi.
"Bidan jangan hanya dipandang sebagai tenaga kesehatan. Di berbagai kota dan desa terpencil, bidan adalah pemimpin. Dengan komunikasi yang baik, bidan menjadi sosok wanita kuat dan lembut, yang membantu wilayah tersebut menjadi lebih baik," kata Emi.
Sosok bidan semakin penting terkait usaha penuruan tingkat Angka Kematiam Ibu. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI) 2013 menyatakan, AKI di Indonesia mencapai 220 per 100 ribu kelahiran. Padahal MDG's mentargetkan AKI hanya sebesar 102 per 100 ribu kelahiran pada 2015. Kendati sulit tercapai, namun bukan berarti perbaikan kualitas layanan kesehatan terhenti
Perbaikan ini terutama pada layanan primer, yang dihuni 200 ribu bidan. "Untuk jumlah kita nyaris ideal, karena kita membutuhkan 250 ribu bidan. Namun memang bidan tersebut perlu perbaikan pola komunikasi dan pengetahuan, terutama yang bertugas di daerah terpencil," kata Emi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.