Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2013, 18:11 WIB
Wardah Fajri

Penulis

Padahal, lanjutnya, terapi di rumah punya peran penting terhadap pemulihan anak autis. Karena terapi di Rumah Autis misalnya, hanya dilakukan 2-4 jam dalam sepekan.

Belum lagi keterbatasan tenaga terapis yang juga menjadi tantangan tersendiri bagi Rumah Autis. Tak banyak ahli yang memilih untuk bergerak secara sosial membantu kalangan menengah bawah seperti ini.

Butuh dukungan
Dukungan berbagai pihak, pemerintah dan swasta, juga gerakan sosial dalam skala besar menjadi penting untuk keberlangsungan aksi nyata yang dilakukan organisasi sosial seperti Rumah Autis ini.

Rumah Autis sering menawarkan program, menyasar berbagai pihak yang memiliki dana dan perhatian, untuk memfasilitasi anak-anak penyandang autis tak mampu ini.

Salah satu upayanya menuai hasil, dengan terlibatnya Badan Usaha Milik Negera (BUMN) PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan menyelenggarakan gerakan edukasi meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kebutuhan anak autis.

Gerakan Edukasi Masyarakat Peduli Autis bertema "Harmoni Duniaku" menggandeng berbagai pihak untuk menggalang dana selain memberikan edukasi melibatkan ahli. Tujuannya bukan hanya membangun kesadaran masyarakat, tapi juga menggandeng lebih banyak pihak untuk bersama memberikan layanan lebih luas kepada anak penyandang autis.

"Ini gerakan awal. Harapannya, ke depan lebih banyak BUMN yang terlibat. Lima saja BUMN yang terlibat nantinya, gerakan ini bisa lebih besar," ungkap Rizal Ariansyah, Sekretaris Perusahaan PT PPA saat temu media jelang rangkaian kegiatan "Harmoni Duniaku" yang rencananya berlangsung 24 Desember 2013 di Balai Kartini Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com