Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2013, 08:24 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com-MP3 Player, Diskman, hingga Walkman dan seperangkat teknologi pemutar musik lain mungkin bukan hal asing saat ini. Orang dewasa bahkan tidak segan mengunjungi diskotik atau konser, yang menyuguhkan musik dengan suara keras. Selama lebih dari 100 tahun, kecanggihan teknologi pengeras suara telah merubah cara orang mendengarkan musik.

Padahal, mendengarkan musik dengan suara keras berpotensi menurunkan daya pendengaran hingga hilang sama sekali. Menurut World Health Organization (WHO), penyebab terbesar penurunan pendengaran adalah suara yang keras. Misalnya adalah suara di lokasi industri dan tempat kerja lain, serta musik yang keras

Untuk membuktikannya, ilmuwan Inggris melakukan survei pada masyarakat dengan menguji pendengaran mereka secara online. Survei ini untuk menyelidiki apakah kehidupan modern telah membahayakan kemampuan mendengarnya. Riset yang dilakukan peneliti dari  Medical Research Council dan National Institute of Health Research ini, melibatkan banyak partisipan dari segala umur.

Para responden ditanya tentang kebiasaan dan kemampuannya mendengar dengan dilatari suara berisik. Riset juga menanyakan seberapa sering responden pergi ke konser atau diskotik, serta seberapa sering mendengarkan pemutar musik, seperti diskman, walkman, dan MP3 Player selama beberapa waktu. Selain itu, ada pertanyaan yang lebih spesifik, misal, “Seberapa sering masalah pendengaran mengganggu aktivitas keseharian ?”

Menurut pimpinan riset, Michael Akeroyd, dari MRC Institute of Hearing Research, kebanyakan riset masalah pendengaran hanya fokus pada musisi yang terus terpapar suara keras. “Hanya sedikit yang diketahui masyarakat tentang efek kumulatif mendengar musik keras selama beberapa waktu. Tujuan utama riset adalah mengetahui ada tidaknya hubungan antar keduanya, termasuk di masyarakat umum,” kata Akeroyd.

Hasilnya, satu dari enam orang dewasa di Inggris mengalami penurunan tingkat pendengaran. Bahkan menurut riset dalam International Journal of Audiology, di Inggris jumlah orang dewasa yang mengalami masalah pendengaran semakin banyak  tiap tahunnya. Kenaikan diperkirakan sebesar 12 persen pada dua dekade terakhir dan cenderung makin besar.

Namun menurut peneliti, masih belum jelas apakah mendengarkan musik dengan keras berperan penting dalam penurunan daya pendengaran. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan dari suara keras lain, seperti pabrik, yang berpotensi mendengarkan suara pendengaran.

Meski begitu, suara keras saat mendengar musik menjadi ancaman nyata penurunan hingga hilangnya kemampuan mendengar. Efek ini sekaligus mendasari pentingnya melindungi dan mengamankan pendengaran.

Menurut chief executive kegiatan ini, Paul Breckel, masalah pendengaran sebetulnya tidak hanya dihadapi kaum lansia. Rusaknya pendengaran juga tidak bisa dikembalikan seperti semula.

“Saat ini generasi muda cenderung menyukai efek dari suara musik yang cukup keras, seperti pada klub malam atau konser. Keduanya biasanya memiliki kekuatan suara hingga 20-30 desibel di atas ambang aman. Padahal bila pendengaran sampai bermasalah tidak hanya kenikmatan mendengar musik yang terganggu, tapi juga berisiko menimbulkan pengangguran, isolasi, hingga dementia,” kata Breckel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau