Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/07/2014, 18:25 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Ketika anak berusia 2 tahun, sirkuit otaknya sudah terbentuk sekitar 80 persen dan mencapai 90-95 persen ketika ia berusia 6 tahun. Dengan demikian, 6 tahun awal merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan sirkuit otak si kecil. Periode ini disebut juga dengan periode sensitif.

"Pada periode tersebut otak masih sangat responsif terhadap rangsangan dari luar. Kalau dalam 6 tahun pertama aman, seumur hidup akan aman," katanya.

Selama masa tersebut, nutrisi dan stimulasi otak menjadi hal yang amat penting untuk diberikan kepada si buah hati karena ini merupakan masa terbaik untuk segala pembentukan kecerdasan dan perilaku dasar si kecil.

Dengan pola makan bergizi seimbang, bayi akan tumbuh dan berkembang optimal, termasuk kecerdasannya. Jika orangtua tidak memperhatikan periode kritis ini, kegagalan tumbuh kembang akan terjadi dan berlangsung permanen, yang akan terbawa terus hingga akhir hayat

Selain kebutuhan zat gizi, sebagai orangtua kita juga harus cerdas memilih pola asuh yang tepat agar stimulai yang didapat anak lebih maksimal.

"Pola asuh pilihan orangtua akan menentukan bentuk stimulasi yang diberikan, dan ini akan berkontribusi besar terhadap kompetensi sosial, emosional, dan intelektual anak," kata Dr.Rose Mini, psikolog dan pengajar di Universitas Indonesia.

Pola asuh orangtua, menurut psikolog yang akrab disapa Bunda Romi ini, sangat dipengaruhi oleh pola asuh "warisan" orangtua kita dulu, faktor sosial ekonomi, lingkungan sekitar, dan budaya.

Ada empat jenis pola asuh, yakni otoriter, permisif, mengabaikan, dan demokratis. Sebaiknya pola asuh ini dipakai bergantian sesuai situasi dan kondisi, lingkungan, serta kepribadian anak dan orangtua. Pola asuh yang dominan dipakai harus diseimbangkan dengan pola asuh lainnya.

"Misalnya, kalau anak akan melakukan sesuatu yang bahaya semacam meloncat dari jendela, tentu kita harus bersikap otoriter dan melarangnya. Namun, kalau untuk soal memilih baju, misalnya, bisa bersikap demokratis," katanya.
 
Selain pola asuh, orangtua juga hendaknya menyediakan lingkungan yang baik pada anaknya. "Lingkungan ini mulai dari tontonan televisi, majalah, sampai apa yang diucapkan orangtua dan pengasuh anak, harus dijaga agar bisa memberikan daya imajinasi terbaik," kata Wawan.

Pola asuh dan lingkungan yang penuh kasih sayang akan menjadi bekal terbaik bagi perkembangan emosional anak. Orangtua juga jangan mencela, memberi cap, menyamaratakan, dan menganggap si kecil sebagai objek.


Kampanye

Untuk mendukung informasi bagi orangtua tentang proses tumbuh kembang anak dan mengoptimalkan kecerdasannya, Morinaga menggelar rangkaian kegiatan seminar dan workshop "Siapkan Cerdaskan Si Kecil Sejak Dini". Bekerja sama dengan para pakar tumbuh kembang, acara ini digelar di beberapa kota di Indonesia.

Morinaga juga membangun arena bermain edukatif "Dunia Generasi Platinum Morinaga 2014" yang menghadirkan permainan edukatif: karavan nada, balon kreatif, oto bowling, bengkel mobil, dan samudera kata yang berbasis kecerdasan multitalenta untuk meningkatkan kemampuan serta memberikan stimulasi otak agar anak menjadi generasi platinum.

"Kami percaya kesiapan orangtua dan semua pihak yang terlihat dalam proses tumbuh kembang anak akan memberi kontribusi yang maksimal dalam membentuk kecerdasan perilaku anak," kata Helly Oktaviana, Business Unit Head Nutrition for Kids, Kalbe Nutritionals.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com