Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2015, 12:17 WIB

Gejala ini dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Saat Anda terdiagnosis mengalami LPR, maka dokter akan merekomendasikan untuk memeriksa pH atau jumlah enzim pencernaan di tenggorokan Anda. Kondisi ini dapat diobati dengan antasida atau reduksi asam lambung. Mengkonsumsi makanan rendah lemak, diet kurang pedas, menghindari alkohol dan kafein juga dapat membantu mengurangi dampak yang dihasilkan.

7. Udara Kering
Udara dingin yang kering dapat mendatangkan malapetaka bagi tenggorokan. Pemanas udara akan menimbulkan banyak kelembaban di udara yang bisa membuatnya lebih menjengkelkan ketika dihirup.

Jika Anda harus bernafas melalui mulut, entah karena alasan hidung tersumbat atau jika mulut Anda terbuka saat tidur maka akan memiliki risiko yang lebih besar.  "Jika Anda tidak bernapas melalui hidung, udara kering akan melalui mulut Anda dan cenderung mengiritasi tenggorokan dan membuatnya lebih kering," Ingle.

Kondisi ini akan menyebabkan tenggorokan terasa gatal dan kasar, terutama ketika Anda bangun. Langkah yang dapat Anda lakukan yaitu dengan cukup minuma air putih, karena ini dapat membantu lapisan mulut dan tenggorokan tetap lembab saat Anda tidur.

Memasukkan humidifier (alat pelembab udara) ke kamar tidur Anda juga dapat membantu. Tetapi jika masih menunjukkan gejala,  mungkin Anda harus segera memeriksakannya ke dokter, kemungkinan Anda mengalami masalah tidur yang parah.

8. Ketegangan Otot
Anda mungkin pernah kehilangan suara setidaknya sebayak satu atau dua kali setelah Anda berteriak-teriak seusai menonton bola atau konser. Tapi ternyata kita juga bisa sakit tenggorokan hanya karena menggunakan otot-otot tenggorokan tidak tepat.

Biasanya ini terjadi pada orang-orang yang mengharuskannya untuk terus-menerus berbicara sepanjang hari. Hal ini akan menyebabkan otot tenggorokan menjadi tegang. Jika kondisi ini terus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, maka akan berkembang menjadi sakit tenggorokan kronis.

9. Tumor Tenggorokan
Setiap orang berisiko mengalami kanker pada tenggorokannya. Kondisi ini juga berhubungan dengan kebiasaan merokok atau minum minuman keras.

Gejala yang ditimbulkan biasanya berupa rasa sakit atau nyeri di tenggorokan, suara serak yang tidak membaik selama 2 minggu, kesulitan menelan makanan atau air liur, penurunan berat badan, kesulitan bernapas, atau batuk darah.

"Seringkali saat ada tumor atau kanker, sakit tenggorokan dimulai dari kondisi yang ringan," kata Ingle. "Ini tidak pernah hilang dan semakin buruk dari waktu ke waktu."

Jika Anda memiliki gejala-gejala tersebut, sangat penting untuk melakukan CT scan, tapi mungkin lebih baik untuk  melihat juga kondisi telinga, hidung, dan tenggorokan.

Namun penanganan lain yang bisa dilakukan salah satunya dengan laringoskopi. Cara ini dilakukan menggunakan kamera yang dimasukkan melalui hidung, sehingga memungkinkan dokter untuk melihat bagian tenggorokan untuk melihat tanda-tanda adanya kanker. Hal ini lebih efektif dan lebih murah daripada CT scan dan membuat Anda tidak mengalami pengaruh dari radiasi. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com