Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2015, 15:00 WIB

Riskesdas tidak menjelaskan penyebab stres dan depresi yang dialami masyarakat. Namun, Eka menilai faktor risiko pemicu munculnya gangguan mental emosional itu, baik di kota maupun desa, sama. Namun, persoalannya berbeda.

Stres muncul akibat adanya tekanan atau beban hidup. Stres menjadi kecemasan jika apa yang dikhawatirkan belum terjadi dan menjadi depresi jika "bencana" yang ditakutkan sudah terjadi. Munculnya stres biasanya ditandai dengan gangguan tidur, mudah terkejut, cemas berlebihan, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, hingga gangguan fisik seperti sakit perut dan diare.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Danardi Sosrosumihardjo mengatakan, stres bisa menjadi cemas atau depresi sangat bergantung pada daya tahan seseorang menghadapi tekanan dan besarnya tekanan yang terjadi.

Daya tahan itu dipengaruhi faktor genetika, pola asuh, kualitas gizi, kondisi lingkungan, hingga sistem pendidikan. "Mau tinggal di mana saja kalau mekanisme pertahanan dirinya kurang kokoh tetap akan mudah mengalami gangguan mental emosional," katanya.

Kerugian ekonomi yang hilang akibat gangguan jiwa, berupa hilangnya produktivitas, beban ekonomi dan biaya kesehatan yang harus ditanggung keluarga dan negara, diperkirakan lebih dari Rp 20 triliun setahun.

Meski nilai kerugiannya besar, kata Danardi, persoalan kesehatan jiwa masih diremehkan. Stres dianggap bisa berlalu seiring berjalannya waktu. "Mengobrol atau mengungkapkan isi hati kepada keluarga atau sahabat adalah cara terbaik melepaskan stres tanpa bantuan psikiater atau psikolog," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com