"Kalau Anda bisa mengurangi jumlah tepung mudah cerna yang terkandung dalam suatu makanan, berarti Anda mengurangi jumlah kalorinya," kata Dr. Pushparajah Thavarajah , profesor yang menjadi dosen pembimbing dalam riset ini.
"Minyak kelapa berinteraksi dengan tepung dalam beras, sehingga komposisi senyawa dalam beras berubah. Dalam hal ini yang berubah adalah jumlah tepung mudah cernanya," kata James. "Proses pendinginan membantu mendorong konversi tepung. Hasilnya adalah nasi yang lebih sehat, bahkan ketika Anda memanaskannya kembali. "
Temuan duet mahasiswa dan dosen ini mendapat pujian dari banyak kalangan dan diulas di berbagai media utama di negara-negara Barat. Mereka menganggap temuan ini sangat penting, mengingat banyaknya penyakit berbahaya yang muncul akibat pola konsumsi kalori yang berlebihan.
"Dengan metode yang lebih baik, kami akan membuat nasi yang kalorinya berkurang sebanyak 60%," ujar James yang disambut tepuk tangan meriah para ilmuwan peserta kongres. Bravo James!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.