KOMPAS.com – Depresi bisa datang dalam berbagai bentuk. “Mulai dari yang ringan hingga yang berat dan bersifat melemahkan. Ini juga bisa terjadi pada siapa saja dan penyebabnya bisa beragam,” ujar Josie Znidarsic, dokter keluarga dari klinik Cleveland.
Pada sebagian orang, hormon dan warisan genetik bisa menjadi faktor terbesar. Namun, selain itu ada berbagai penyebab tersembunyi depresi yang sering tidak diketahui.
1. Penyakit kronis
Memiliki penyakit kronis tak hanya membuat kita terganggu secara fisik tapi juga emosional. Orang yang menderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes dan kanker lebih mungkin terkena depresi, menurut Centre for Disease Control and Prevention.
Ilmuwan belum menentukan mana yang menjadi penyebab dari yang lain, namun para ahli menekankan bahwa ada cara khusus untuk mengelola gangguan kesehatan mental ketika kita bekerja dengan penyakit kronis.
2. Merokok
Sebuah studi di Inggris pada tahun 2015 menemukan, bahwa perokok kemungkinan besar menderita kegelisahan dan depresi dibanding dengan yang bukan. Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa merokok bisa jadi sumber kecemasan karena ketika tidak memiliki rokok, mereka cemas, kata para peneliti.
"Rasa 'tinggi' yang Anda dapatkan dari rokok tidak berguna karena bisa merusak tubuh Anda," ujar kepala petugas kesehatan Klinik Cleveland Michael Roizen sebelumnya mengatakan pada HuffPost.
Jika Anda ingin mencari tahu apa yang memberikan rasa 'tinggi' yang tidak merusak atau berkontribusi terhadap penyakit tersebut, lakukan dengan menemukan gairah yang Anda cintai. Mulai dari berolahraga, berbicara dengan teman atau memasak. Itu akan membantu, terutama untuk masalah depresi.
3. Menggunakan media sosial secara berlebih
Media sosial hanya mengungkapkan sekilas dari kehidupan si pengguna, yang tidak akurat untuk menggambarkan realitasnya. Anda mungkin akan mendapati diri Anda terjebak melawan mereka.
Ini adalah proses bawah sadar yang peneliti sebut dengan "perbandingan sosial" dan dapat menyebabkan depresi, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Social and Clinical Psychology.
4. Tetangga Anda
Seorang penghuni kota dan penduduk negara bisa membuat perbedaan dalam hal kesehatan mental seseorang. Penelitian menunjukkan, bahwa orang yang hidup di daerah perkotaan mungkin lebih rentan terhadap penyakit mental, terutama depresi, Scientific American melaporkan.
Sementara itu, para peneliti mengatakan penyebab mengapa itu terjadi adalah sangat kompleks, mereka berteori bahwa menghabiskan lebih banyak waktu di alam dapat menjadi penangkal depresi yang akan membantu.