Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Fungsi Makanan Tak Lagi Sekadar untuk Bertahan Hidup

Kompas.com - 18/04/2016, 07:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBestari Kumala Dewi

Sayangnya, apa yang enak dipandang belum tentu nyaman disandang di badan. Apa yang dicandukan lidah, seringkali tidak disukai otak apalagi pembuluh darah.

 

Tapi namanya kecanduan, tentu akan diulangi lagi, bahkan sengaja dicari. Hingga akhirnya, terlalu terlambat untuk menyesal – karena fungsi makan sudah berubah menjadi kebiasaan.

 

Dan tentunya, mengubah kebiasaan seringkali bukan hanya butuh kemauan dan niat, tapi juga pencarian makna yang sesungguhnya tentang arti sehat dan hidup, sebab itulah yang kodrati.

 

Menyelewengkan fungsi makanan tidak selamanya buruk. Wisata kuliner mencari naniura – sashimi sejati Tapanuli, tentu lebih sehat dari kehebohan soto berlemak atau bolu gulung.

 

Kapurung orang Makassar tentu lebih etnik untuk difoto, ketimbang hidangan laut yang mestinya sehat tapi diguyur saus dan bumbu racikan botol.

 

Makan buah aslinya, difoto akan lebih seksi, selain sehat untuk gigi dan menghargai fungsi cerna yang butuh 3 jam untuk mengurainya jadi gula – ketimbang foto smoothies dalam gelas kurus tinggi tapi diminum si overweight.

 

Terlepas dari semua itu, mengembalikan makanan pada fungsi aslinya, sebagai kodrat untuk bertahan hidup, tentu lebih baik.

 

Fungsi lainnya tinggal pelengkap, bukan yang utama, bukan pula jadi kebablasan. Semua yang bertujuan baik, tentu hasil akhirnya juga berupa kebaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com