Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sirosis, Penyakit Hati yang Sedang Dilawan Sutan Bhatoegana

Kompas.com - 16/11/2016, 13:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Sutan Bhatoegana sedang berjuang melawan penyakit sirosis.

Kondisi terakhir Sutan setidaknya bisa terlihat dari foto bersama Anggota Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat, Max Sopacua yang beredar di media sosial. Dalam foto itu, Sutan sedang berbaring di ruang rawat inap Rumah Sakit BMC, Bogor dan terlihat sangat kurus. Sebenarnya apa itu sirosis?

Dokter spesialis penyakit dalam-konsultan gastro enterologi hepatologi, Rino A Gani menjelaskan, sirosis merupakan penyakit menahun yang mengenai hati.

Sirosis membuat hati atau lever mengalami peradangan, kerusakan atau kematian sel hati sehingga akan merusak struktur hati.

"Akibatnya hati menjadi keras, mengecil dan fungsi hati menurun," kata Rino kepada Kompas.com, Rabu (16/11/2016)

Efek dari rusaknya lever, pasien bisa mengalami mata dan badan atau kulit kuning. Hal itu terjadi karena bilirubin (pigmen warna kuning) tidak bisa dipindahkan melalui hati, sehingga menumpuk di darah dan tersimpan di mata maupun kulit.

Selain itu, pasien sirosis bisa mengalami kaki bengkak, perut membesar, berat badan turun drastis, penurunan kesadaran, muntah darah, hingga gangguan ginjal.

Sirosis bisa disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B maupun C. Jika virus itu menetap di tubuh selama puluhan tahun, bisa berkembang menjadi sirosis. Sayangnya, kerusakan hati karena virus hepatitis sering kali tak disadari pasien hingga akhirnya sudah menjadi sirosis.

"Lebih dari 80 persen tidak ada gejalanya. Kalaupun ada, gejalanya tidak spesiifk, seperti cepat lelah, dan rasa tidak enak di perut kanan atas," jelas Rino.

Sirosis juga bisa disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, perlemakan hati, dan autoimun yang menyerang hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com