Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Virus Nipah yang Berasal dari Kelelawar Buah

Kompas.com - 21/06/2024, 22:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Virus nipah menyebabkan penyakit yang dapat menyebar antara hewan dan manusia.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus nipah dibawa oleh kelelawar buah dari genus Pteropus.

Baca juga: Kenali Apa itu Virus Nipah, Asal-usul, Gejala, dan Penularannya

Pada 1999, virus nipah pertama kali ditemukan setelah wabah penyakit pada babi dan manusia di Malaysia dan Singapura.

Kasus virus ini hanya dilaporkan di Bangladesh, India, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Namun, kelelawar buah pembawa virus nipah ditemukan di seluruh Asia, Pasifik Selatan, dan Australia.

Simak terus artikel ini yang akan mengulas secara ringkas gejala virus yang diberasal dari kelelawar buah.

Baca juga: Meski Kasus Virus Nipah di Indonesia Nol, Kemenkes Tingkatkan Waspada

Apa gejala virus nipah?

Virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat, termasuk pembengkakan otak dan kematian.

Dikutip dari Cleveland Clinic, gejala awal nipah meliputi berikut:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kesulitan napas
  • Batuk dan sakit tenggorokan
  • Diare
  • Muntah
  • Nyeri otot dan kelemahan parah

Baca juga: Rekam Jejak Virus Nipah di Indonesia dan Potensi Penularannya

Gejala biasanya dimulai dalam waktu empat hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Biasanya orang mengalami demam atau sakit kepala terlebih dahulu dan kemudian mengalami masalah pernapasan, seperti batuk dan kesulitan bernapas.

Dalam kasus yang parah, virus nipah dapat menyebabkan seseorang mengalami infeksi otak (ensefalitis) yang mengancam nyawa.

Gejala virus nipah yang parah lainnya meliputi:

  • Kebingungan dan disorientasi
  • Ucapan tidak jelas
  • Kejang
  • Koma
  • Gangguan pernapasan, termasuk pneumonia atipikal

Baca juga: Virus Nipah Mewabah di India, Kenali Gejala dan Bahayanya

Koma bisa terjadi dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah ensefalitis (radang otak) dan kejang menyerang, seperti yang dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kebanyakan orang yang selamat dari ensefalitis akut dapat sembuh total.

Namun, sekitar 20 persen pasien mengalami dampak neurologis jangka panjang, seperti gangguan kejang dan perubahan kepribadian.

Para peneliti tidak sepenuhnya yakin mengapa beberapa orang memiliki gejala yang parah, sedangkan yang lainnya ringan.

Terkadang, beberapa orang yang terkena virus ini tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Menurut WHO, tingkat kematian kasus virus nipah diperkirakan mencapai 40-75 persen.

Baca juga: Waspadai, Ini 6 Jenis Virus Berbahaya dalam Tubuh Kelelawar

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau