Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Dimaksud dengan Stres Oksidatif? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 12/07/2024, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Stres oksidatif memicu berbagai penyakit jangka panjang (kronis).

Mengutip Cleveland Clinic, stres oksidatif berperan dalam banyak kondisi seperti kanker, penyakit Alzheimer, dan penyakit jantung.

Racun seperti polusi dan asap rokok dapat menyebabkan stres oksidatif.

Baca terus artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut tentang stres oksidatif.

Baca juga: 11 Manfaat Bayam untuk Kesehatan, Melawan Stres Oksidatif dan Kanker

Apa yang dimaksud dengan stres oksidatif?

Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara dua jenis molekul yang berbeda dalam tubuh Anda, yaitu radikal bebas dan antioksidan.

Secara spesifik, kadar radikal bebas terlalu banyak daripada antioksidan.

Akibatnya, radikal bebas yang berlebihan mulai merusak sel dan jaringan tubuh Anda.

Radikal bebas merusak berbagai bagian sel, termasuk lipid (lemak) dan protein, yang memungkinkan sel berfungsi secara normal.

Para peneliti percaya bahwa stres oksidatif berperan dalam timbulnya banyak kondisi kronis dan degeneratif.

Baca juga: Memahami Bahaya Stres Oksidatif dan Cara Mencegahnya

Apa saja penyakit yang bisa timbul akibat stres oksidatif?

Dikutip dari WebMD, stres oksidatif dapat merusak jaringan sel, DNA, dan peradangan.

Hal itu kemudian akan memicu berbagai masalah kesehatan, contohnya sebagai berikut:

  • Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, yang meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah lainnya.

Stres oksidatif telah dikaitkan sebagai jembatan antara hipertensi dan aterosklerosis.

  • Aterosklerosis

Stres oksidatif dapat menjadi katalisator aterosklerosis.

Ketika kadar antioksidan rendah dan kadar peradangan tinggi, terutama di dalam pembuluh darah, plak ateromatosa mulai terbentuk.

Penumpukan tersebut disertai kolesterol LDL yang beredar nantinya akan dioksidasi oleh radikal bebas.

Hal itu mengakibatkan terbentuknya sel-sel baru dan akumulasi lipid, yang dapat menyebabkan penumpukan plak dan masalah jantung.

Baca juga: Kenali Jenis Antioksidan dan Sumbernya untuk Lawan Radikal Bebas

  • Gagal jantung

Stres oksidatif dapat menyebabkan gagal jantung kronis karena berkurangnya kadar antioksidan.

Antioksidan mencegah kondisi tertentu seperti hipertrofi jantung, apoptosis miosit jantung, dan miokardium yang tidak berfungsi dengan baik.

  • Kanker

Kanker bisa terjadi karena perubahan seluler dan molekuler.

Melalui stres oksidatif, kerusakan DNA dapat merangsang pertumbuhan kanker dalam tubuh Anda.

Baca juga: 8 Buah Tinggi Antioksidan yang bisa Lawan Radikal Bebas

Apa yang menyebabkan stres oksidatif?

Mengutip Cleveland Clinic, segala hal yang meningkatkan jumlah radikal bebas dalam tubuh Anda ke tingkat yang tidak sehat dapat menyebabkan stres oksidatif.

Hal itu meliputi:

  • Polusi di lingkungan sekitar Anda
  • Merokok dan penggunaan tembakau
  • Paparan sinar matahari
  • Minum terlalu banyak alkohol
  • Stres

Dikutip dari Top Doctors, untuk mengurangi stres oksidatif dan dampak negatifnya, disarankan untuk mengonsumsi aneka makanan yang kaya antioksidan, seperti vitamin E dan C.

Beragam buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian yang mengandung antioksidan.

Penting untuk dicatat bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa suplemen vitamin benar-benar bisa melawan stres oksidatif.

Baca juga: 8 Manfaat Buah Naga, Melawan Radikal Bebas dan Peradangan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau