Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Semahal Harley Davidson, Seberapa Baik Lobster untuk Kesehatan?

Kompas.com - 16/12/2019, 17:00 WIB
Mahardini Nur Afifah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Lobster saat ini dipandang sebagai makanan yang lezat karena perkembangan teknik memasaknya yang bisa membangkitkan selera. Berbeda dengan zaman dulu yang cara memasaknya lebih sederhana.

Mitos kolesterol tinggi

Melansir buku Makanan Sumber Tenaga (2006) oleh Janette Marshall, lobster punya reputasi buruk pada era 1980-an. Waktu itu ada penelitian lobster mengandung kadar kolesterol tinggi.

Penelitian lebih lanjut mengungkapkan, makanan laut ini mengandung sterol, yakni senyawa organik biokimia bagian dari kolesterol yang tidak berbahaya.

Dari penelitian tersebut, terungkap kadar kolesterol lobster setara dengan ikan trout. Dengan kata lain, kandungan bahan makanan ini rendah lemak seperti ikan.

Baca juga: Cegah Sakit Jantung dan Stroke, Ini Pentingnya Rutin Cek Kolesterol Sejak Muda

Kandungan Gizi

Melansir buku 1001 Makanan Sehat (2015) oleh Tim Naviri, lobster kaya akan selenium dan seng.

Merujuk Medical News Today, makanan laut ini juga mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk tubuh. Ada juga kandungan fosfor, vitamin B12, magnesium, dan vitamin E.

Berdasarkan data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), dalam satu cangkir atau 145 gram lobster matang mengandung:

  • 129 kalori
  • 1,25 g lemak
  • 0 g karbohidrat
  • 27,55 g protein
  • 3 persen kebutuhan vitamin A harian seseorang
  • 9 persen kalsium harian
  • 3 persen zat besi harian
  • dan zat lainnya

Manfaat untuk kesehatan

Lobster dapat dikonsumsi sebagai sumber protein utama dalam makanan kita. Komposisi nutrisinya juga dapat bermanfaat untuk kesehatan.

Penelitian termutakhir menunjukkan, mengonsumsi ikan dan makanan laut bercangkang dapat mengurangi risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Kandungan selenium dalam lobster juga terbukti sebagai komponen penting untuk menjaga fungsi tiroid agar tetap sehat. Kandungan selenium dapat membantu kelenjar tiroid menyerap dan membantu proses metabolisme hormon.

Kekuarangan selenium pada anak-anak dapat berpotensi meningkatkan risiko terjadinya attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Sedangkan kandungan asam lemak omega-3 dapat signifikan mengurangi depresi pada orang dewasa.

Sementara itu, kandungan tembaga dan zat besi dalam lobster dapat membantu proses pembentukan sel darah merah. Zat tersebut bermanfaat untuk mengatasi anemia.

Alergi

Makanan bercangkang seperti udang, kerang, kepiting, dan lobster rentan menimbulkan alergi bagi sebagian orang.

Berhati-hatilah saat mengonsumsi lobster bagi orang dengan riwayat alergi makanan laut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com