Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2019, 20:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjalani sebuah rumah tangga atau hubungan asmara tak melulu hanya bermodalkan cinta.

Perlu ada komunikasi, kesabaran dan dukungan yang timbal balik antara dua pihak, terutama ketika pasangan kita mengalami sakit kronis.

Empati dan kesabaran juga aspek penting dalam sebuah hubungan. Dua hal tersebut juga menjadi hal penting ketika pasangan kita mengalami sakit kronis.

Ya, mereka yang mengalami sakit kronis biasanya tak lagi bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Bahkan, terkadang mereka menjadi tertutup dan menjauh dari pasangannya.

Ahli kesehatan jiwa Dr Dharmawan SPKJ mengatakan, penyakit kronis memang turut mempengaruhi kodisi psikologis penderitanya.

Mereka yang telah divonis mengalami sakit kronis biasanya turut mengalami depresi.

Baca juga: Awas Ibu Hamil Juga Bisa Depresi, Kenali Risiko dan Cara Perawatannya

Hal itu membuat pasien tak lagi bersemangat, mengisolasi diri bahkan menjauh dari pasangan.

"Depresi yang dia alami biasanya dipicu oleh rasa bersalah karena berpikir kodisi yang dialaminya membuat pasangan repot," ucap dr Dharmawan.

Pentingnya komunikasi antar-pasangan

Psikolog klinis Rosalind Kalb juga mengatakan, komunikasi sangat penting untuk memberi semangat kepada pasangan.

"Kurangnya komunikasi justru akan membuat pasangan kita merasa terisolasi dan mengurangi keintiman dalam hubungan," ucap Kalb.

Menemukan cara untuk berkomunikasi secara terbuka, kata Kalb, adalah langkah pertama menuju penyelesaian masalah yang efektif dan semakin memperat hubungan.

Kalb juga menyarankan kita untuk tak segan melakukan konseling atau meminta bantuan kepada terapis demi menghindari depresi klinis yang kerap terjadi pada pasien dengan penyakit kronis.

"Kesedihan adalah respons normal terhadap penyakit kronis. Tetapi depresi klinis bisa dicegah," ucapnya.

Pasien kronis juga perlu pendampingan psikiater

Hal senada juga diucapkan oleh Dharmawan. Menurutnya, pasien penyakit kronis juga perlu penangan psikiater.

"Tim medis seharusnya berkolaborasi dengan ahli jiwa untuk menagani aspek emosional pasien," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com