KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal telur ayam?
Masyarakat Indonesia tentu tak asing lagi dengan bahan makanan sumber protein berkualitas ini.
Telur juga sering disebut sebagai sumber multivitamin alami.
Baca juga: Ramai soal Uang Kertas Biru tapi Nominal Rp 5.000, Bagaimana Tanggapan BI?
Telur penuh vitamin D, vitamin A, vitamin E, vitamin B12, asam lemak omega-3, zat besi, dan kolin.
Selain bergizi, telur disinyalir jamak diminati banyak orang karena harganya yang terjangkau.
Terlebih lagi, cara mengolahnya juga tergolong gampang.
Baca juga: Ariel NOAH Bebaskan Lagunya Dinyanyikan Tanpa Izin, Ahmad Dhani: Ya Enggak Apa-apa, tapi...
Telur bisa disajikan dengan cara direbus, digoreng, diceplok, diorak-ari, atau dibuat setengah matang.
Namun tahukah Anda? Perbedaan cara memasak itu ternyata dapat memengaruhi kandungan kalori pada telur.
Seperti diketahui, besar kecilnya kalori yang terkandung dalam makanan bisa berdampak pada kesehatan tubuh kita.
Baca juga: Cara Mudah Turunkan Kolesterol (1): Pilih Makanan dan Pakai Tangan
Apabila asupan kalori harian lebih sedikit dari kebutuhan kalori per hari, berat badan kita bisa turun.
Begitu juga sebaliknya, jika asupan kalori harian melebihi jumlah kebutuhan kalori per hari, kita bisa mengalami kegemukan atau obesitas.
Maka dari itu, kita perlu bijak dalam memilih cara memasak telur.
Baca juga: Daftar Lengkap Mutasi 49 Pati dan Pamen Polri Terbaru April 2025
Pertimbangkan perubahan kandungan kalori pada telur setelah dimasak.
Melanasir dari Australian Eggs, rata-rata per butir telur ayam negeri mengandung 74 kalori atau 310 kilojoule (kJ).
Telur yang lebih kecil bisa mengandung 64 kalori atau 268 kJ per butir.
Baca juga: Lirik Lagu Selalu Ada di Nadimu - BCL Soundtrack Jumbo, Kalau Nanti Badai Kan Datang