Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolehkah Mengompres Anak yang Demam dengan Air Dingin?

Kompas.com - 13/02/2020, 19:33 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Demam adalah salah satu gangguan kesehatan langganan anak-anak.

Kondisi saat suhu tubuh naik di atas rata-rata ini merupakan reaksi tubuh terhadap sesuatu yang asing.

Melansir buku A – Z Penyakit Langganan Anak (2016) oleh dr. Fransisca Handy, Sp. A., salah satu penyebab demam adalah infeksi atau masuknya kuman dalam tubuh.

Anak dikatakan demam saat suhu tubuhnya naik satu derajat Celsius di atas rata-rata suhu tubuh normal hariannya.

Baca juga: Jangan Asal Beri Obat, Pahami Sebab Meriang pada Anak dan Orang Dewasa

Hasil pengukuran suhu tubuh anak bisa bervariasi berdasarkan waktu dan tempat pengukurannya.

Rata-rata, anak dikatakan demam saat hasil pengukuran suhu tubuhnya sebagai berikut:

  • Suhu di mulut: lebih dari atau sama dengan 37,6 derajat Celsius
  • Suhu di ketiak: lebih dari atau sama dengan 37,4 derajat Celsius
  • Suhu di telinga: lebih dari atau sama dengan 37,6 derajat Celsius

Saat mendapati anaknya demam, banyak orangtua memberikan obat penurun demam.

Selain itu, cara menurunkan demam pada anak secara alami adalah dengan mengompres dahi atau pipi anak dengan kain yang diberi air.

Baca juga: Terlihat Sepele, Kebanyakan Main Game Bisa Bikin Anak Pingsan

Kompres air dingin atau air hangat?

Beberapa waktu lalu, beredar iklan seorang ibu meminta es ke tetangganya untuk mengompres anaknya yang sedang demam.

Benarkah mengompres anak yang demam dengan air es atau air dingin merupakan langkah tepat?

Buku 77 Kesalahan Orangtua yang Membahayakan Kesehatan dan Keselamatan Anak (2013) oleh Aprilina Prastari, pernah membahas pertanyaan tersebut.

Menurut penjelasan dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A., orangtua tidak boleh mengompres anak yang sedang demam dengan air dingin atau air es.

Pasalnya, kompres air dingin dapat mengacaukan pusat pengaturan panas dalam tubuh anak. Dampaknya, suhu tubuh anak justru naik atau lebih tinggi.

"Saraf yang digunakan untuk memantau suasana di luar tubuh jadi menangkap kesan, di luar tubuh dingin, jadi suhu tubuh akan bertambah panas," jelasnya.

Selain membuat tubuh menerima sinyal palsu, efek air dingin atau air es juga dapat membuat pembuluh darah di permukaan kulit mengecil.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau