Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kleptomania : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kompas.com - 20/02/2020, 09:03 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mereka yang kedapatan mengambil barang milik orang lain tanpa izin bisa disebabkan karena adanya gangguan psikologis yang dideritanya.

Gangguan semacam itu disebut dengan kleptomania. Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental yang jarang terjadi namun bisa mengakibatkan permasalahan serius jika tidak segera ditangani.

Kleptomania adalah jenis gangguan kontrol impuls alias gangguan yang ditandai oleh masalah pengendalian diri emosional atau perilaku.

Baca juga: Pencuri Ban Mobil Dikerumuni Warga dan Diduga Kleptomania di Tangerang

Mereka yang mengalami gangguan kontrol impuls, biasanya mengalami kesulitan menahan godaan atau dorongan untuk melakukan tindakan yang berlebihan atau berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain.

Gejala kleptomania

Banyak penderita kleptomania yang tidak menyadari kondisi yang dialaminya. Melansir Mayo Clinic, gejala yang dialami penderita kleptomania antara lain:

  • Ketidakmampuan menolak dorongan kuat untuk mencuri barang yang tidak dibutuhkan.
  • Merasakan ketegangan yang meningkat, kegelisahan atau gairah yang mengarah ke tindakan mencuri.
  • Merasakan kesenangan, kelegaan, atau kepuasan saat mencuri.
  • Merasa bersalah, menyesal, membenci diri sendiri, malu atau takut ditangkap setelah pencurian.
  • Kembalinya desakan dan pengulangan siklus kleptomania.

Sayangnya, banyak penderita kleptomania malu untuk mencari bantuan karena stigma buruk yang melekat padanya.

Meskipun tidak ada obat untuk kleptomania, perawatan dengan obat-obatan atau terapi bicara (psikoterapi) dapat membantu untuk mengakhiri siklus pencurian kompulsif.

Mereka yang menderita kleptomania juga memiliki karakteristik berikut:

  • Tidak seperti pencuri lainnya, penderita kleptomania mencuri bukan karena keuntungan pribadi. Mereka mencuri hanya karena dorongan kuat sehingga mereka tidak bisa menahannya.
  • Episode kleptomania umumnya terjadi secara spontan, biasanya tanpa perencanaan dan tanpa bantuan atau kerja sama dari orang lain.
  • Kebanyakan orang dengan kleptomania mencuri dari tempat-tempat umum, seperti toko dan supermarket. Beberapa mungkin mencuri dari teman atau kenalan, seperti di sebuah pesta.
  • Seringkali, barang yang dicuri tidak memiliki nilai dan orang tersebut mampu membelinya.
  • Barang-barang curian biasanya disimpan dan tidak pernah digunakan. Barang-barang yang dicuri juga dapat disumbangkan, diberikan kepada keluarga atau teman, atau bahkan diam-diam dikembalikan ke tempat asal barang-barang itu dicuri.
  • Dorongan untuk mencuri datang dan pergi atau terjadi dengan intensitas yang lebih besar atau lebih kecil dari waktu ke waktu.

Baca juga: Wanita ini Senang Mencuri Setelah Operasi Plastik

Penyebab kleptomania

Menurut laman Healhtline, mereka yang menderita kleptomania biasanya disebabkan karena adanya rasa cemburu, harga diri yang rendah atau tekanan teman sebaya.

Perasaan diabaikan dan dikucilkan juga bisa menyebabkan seseorang menderita kleptomania.

Penderita kleptomania biasanya mencuri untuk membuktikan kemandirian atau perlawanan mereka terhadap teman dan keluarga yang dianggap tak dapat menghargai keberadaanya.

Namun, penyebab pasti kleptomania belum diketahui.

Hal yang membuat seseorang rentan mengalami kleptomania adalah riwayat keluarga dan gangguan kesehatan mental lain.

Orang yang dalam keluarga inti seperti orangtua dan saudara kandung mengalami kleptomania, gangguan obsesif kompulsif (OCD) atau penyalahgunaan obat dan alkohol lebih rentan mengalami penyakit ini.

Melansir Mayo Clinic, kleptomania juga bisa disebabkan oleh tiga hal berikut:

1. Masalah dengan bahan kimia otak

Salah satu bahan kimia di otak yang disebut serotonin membantu mengatur suasana hati dan emosi.

Tingkat serotonin yang rendah sering terjadi pada orang yang rentan terhadap perilaku impulsif.

Baca juga: Berniat Mencuri Telur Ayam, Goana Australia Malah Telan 6 Bola Golf

2. Gangguan adiktif

Pada penderita kleptomania, mencuri dapat menyebabkan pelepasan dopamin (neurotransmitter lain).

Dopamin menyebabkan perasaan menyenangkan, dan beberapa orang mencari perasaan yang bermanfaat ini berulang kali.

3. Sistem opioid otak

Dorongan untuk melakukan sesuatu diatur oleh sistem opioid otak. Ketidakseimbangan dalam sistem ini bisa membuat manusia lebih sulit untuk menolak dorongan.

Mereka yang mengalami kleptomania biasanya malu untuk mencari pertolongan karena stigma buruk yang melekat padanya.

Namun, kita harus lebih waspada jika ada orang disekitar kita yang mengalaminya.

Pasalnya, penyakit klepto yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan gangguan kesehatan mental lain seperti penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, gangguan kepribadian, gangguan makan, depresi, kecemasan, bahkan percobaan bunuh diri.

Cara mengatasi kleptomania

Lalu, apa yang harus kita lakukan jika ada orang terdekat yang memiliki ciri-ciri kleptomania?

Saat kita mencurigai orang terdekat kita menderita kleptomania, sampaikan kecurigaan itu secara halus.

Baca juga: Gangguan Belajar pada Anak: Jenis, Penyebab, hingga Cara Menanganinya

Ingatkan padanya bahwa kleptomania adalah bagian dari gangguan kesehatan mental bukan karena karakter kepribadian yang salah.

Setelah itu, kita bisa menemaninya untuk mencari pertolongan ahli. Mengobati kleptomania sangat memerlukan bantuan ahli.

Untuk mengobati kleptomania, bisanya memerlukan kombinasi terapi psikologi dan obat-obatan untuk mengatasi pemicu dan penyebabnya.

Untuk sesi terapi, ahli biasanya menggunakan dua metode terapi perilaku kognitif.

Terapi perilaku kognitif paling umum digunakan untuk mengobati kleptomania.

Dengan jenis perawatan ini, terapis akan membantu pasien belajar untuk menghentikan perilaku buruk dan mengatasi kognisi yang menyebabkannya.

Terapi kognitif yang diberikan biasanya meliputi hal-hal berikut:

- desensitisasi sistematis

Pada sesi terapi ini pasien diberikan latihan relaksasi untuk belajar mengendalikan dorongan mencur.

- Pengkondisian terselubungi

Metode ini dilakukan dengan meminta pasien membayangkan diri saat mencuri dan menghadapi konsekuensi negatif dari tindakan yang dilakukannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau