Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blighted Ovum (Hamil Kosong): Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi

Kompas.com - 01/03/2020, 15:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS – Blighted Ovum (BO) atau hamil kosong adalah istilah utnuk menjelaskan kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi dan menempel di dalam rahim, tapi tidak mau berkembang menjadi janin.

BO diketahui adalah salah satu bentuk keguguran dan merupakan 80 persen penyebab dari keguguran di awal kehamilan.

Keguguran yang disebabkan oleh blighted ovum biasanya terjadi di usia kehamilan kurang dari 10 minggu.

Baca juga: Benarkah Makan Nanas saat Hamil Bisa Sebabkan Keguguran?

Jika di kehamilan normal, janin seharusnya sudah terbentuk di usia kehamilan 7-8 minggu.

Sementara pada kasus BO, yang terbentuk hanyalah berupa kantong kehamilan.

Pada umumnya, dokter apabila menemukan BO di usia kehamilan 7-8 minggu, maka mereka akan menyarankan untuk memeriksakan kembali sekitar 10 hari ke depan.

Jika memang kantong kelahiran saja yang terbentuk, dokter akan mendiagnosis ini sebagai BO.

Dalam pemeriksaan USG, pada blighted ovum akan tampak kanton kehamilan (bagian bewarna hitam) tanpa adanya pertumbuhan janin di dalamnya.

Padahal seharusnya, di usia 7 minggu kehamilan, janin sudah harus ada di dlam kantng kehamilan.

Penyebab blighted ovum

Melansir buku 9 Bulan Menjalani Kehamilan dan Persalinan & Persalinan yang Sehat (2019) karya dr. Irfan Rahmatullah, Sp.OG dan dr. Nurclolid Uman Kurniawan, M.Sc. Sp.A, keguguran yang terjadi pada kasus BO ini disebabkan oleh kelainan di tingkat struktur kromosom.

Kelainan di tingkat sel ini diduga karena hasil kehamilan yang terjadi berasal dari kualitas sperma atau sel telur atau kedua-duanya yang tidak bagus.

Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Hamil Lagi Setelah Keguguran?

BO bisa terjadi berulang di kehamilan berikutnya, jika hasil pembuahan yang terjajdi berasal dari sperma dan sel telur yang kurang baik lagi.

Cara mengatasi

Jika BO ini disebabkan oleh kualitas sperma atau sel telur yang tidak baik, maka cara yang paling masuk akal untuk mencegahnya kembali terjadi tidak lain adalah memperbaiki kualitas sperma dan sel telur pasangan.

Jadi, persiapkan kehamilan selanjutnya dengan sebaik mungkin.

Bagi pria, jaga kualitas sperma dengan makan-makanan yang sehat, hindari rokok, obat-obatan, dan alkohol.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau