KOMPAS.com - Konsumsi gula berlebihan kerap dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Menurut Kementerian Kesehatan, Anda disarankan untuk mengonsumsi gula tak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan gula per hari.
Batasan tersebut sedikit lebih tinggi dari standar American Heart Association.
Demi kesehatan, pria disarankan hanya mengonsumsi gula maksimal sembilan sendok teh atau 36 gram gula per hari.
Baca juga: 5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua
Melansir Harvard Health Publishing, gula punya seribu wajah, tak hanya berupa gula pasir yang jadi tambahan perasa dalam minuman atau makanan.
Gula juga kerap ditambahkan produsen makanan untuk mengawetkan makanan. Seperti bahan pembuatan sup instan, makanan olahan, sampai saus botolan.
Wajah lain gula tambahan bisa berupa brown sugar, gula jagung, sirup gula, konsentrat jus buah, sirup jagung, madu, gula malt, sampai gula tetes.
Selain itu, Anda perlu cermat memperhatikan molekul gula buatan yang tertulis di label makanan. Namanya kerap berakhiran dengan "osa". Seperti dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa.
Baca juga: 3 Resep Infused Water untuk Diabetes
Terlepas dari beragam wajah gula, konsumsi gula yang berlebihan dapat merusak tubuh lewat berbagai cara.
Melansir Web MD, berikut bahaya kelebihan gula yang dapat merusak seluruh bagian tubuh:
Mengonsumsi gula dapat membanjiri otak dengan zat kimia yang menimbulkan rasa enak bernama dopamin.
Zat itulah yang mendorong otak kerap menginginkan permen cokelat atau minuman manis di malam hari ketimbang apel.
Karena, saat Anda makan buah atau sayur, otak tidak melepaskan dopamin sebanyak saat Anda mengonsumsi gula.
Tak pelak, kita kerap merasa ketagihan ingin mengonsumsi asupan manis demi mendapatkan rasa enak tersebut.
Baca juga: Milk Tea Brown Sugar Jadi Boba Paling Tidak Sehat, Bagaimana Baiknya?
Saat makan cokelat manis, sepotong kue berhias krim cantik, atau camilan tinggi gula, tubuh Anda seolah mendapat pasokan energi melimpah diikuti naiknya kadar gula darah.