Akan tetapi, begitu sel-sel di dalam tubuh mulai menyerap gula, Anda terkadang merasa gelisah dan cemas karena khawatir kehilangan energi melimpah tersebut.
Apabila keinginan mengonsumsi asupan manis tersebut terus-menerus dituruti, perlahan-lahan dampaknya bisa membuat gangguan suasana hati bahkan depresi.
Mengonsumsi makanan manis tanpa diimbangi rutin membersihkan mulut dapat merusak gigi.
Bakteri biang gigi berlubang kerap bersarang di sisa makanan manis yang menempel di gigi.
Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Minum Susu Full Cream?
Kelebihan asupan manis bisa menyebabkan nyeri sendi terasa lebih menyakitkan.
Pasalnya, asupan manis dapat memicu peradangan di dalam tubuh.
Selain itu, studi menyebut konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit peradangan sendi (rheumatoid arthritis).
Konsumsi gula berlebihan juga bisa membuat Anda tampak lebih tua ketimbang usia asli Anda.
Pasalnya, kelebihan konsumsi gula yang tidak diserap tubuh dapat menempel pada protein dalam aliran darah.
Kondisi tersebut memacu keluarnya molekul berbahaya yang dapat merusak kolagen dan elastin dalam kulit.
Kekencangan kulit yang selama ini ditopang serat protein tersebut jadi terganggu. Sehingga, kulit jadi gampang kendur dan rentan timbul kerutan.
Baca juga: Awas, Tidur Lebih dari 8 Jam Bisa Picu Diabetes hingga Kematian Dini
Konsumsi gula buatan seperti dari sirup jagung atau fruktosa dapat memengaruhi kesehatan hati.
Saat gula buatan diuraikan organ hati, zat tersebut tidak berubah menjadi energi, melainkan menjadi lemak.
Konsumsi gula buatan berlebihan dapat menyebabkan penyakit hati berlemak, peradangan hati, timbulnya jaringan parut di hati, sirosis hati, sampai mematikan fungsi hati.
Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan kadar insulin dalam aliran darah.