KOMPAS.com - Diare merupakan salah masalah kesehatan yang kerap dialami anak-anak.
Saat anak terkena diare, frekuensi buang air besarnya jadi lebih sering dan konsistensi tinja jadi lebih encer dari biasanya.
Selain gejala di atas, diare pada anak juga kerap disertai demam, mual, muntah, kram, pusing, dan dehidrasi.
Baca juga: 5 Gejala Diabetes pada Anak, Tak Hanya Diderita Orang Tua
Melansir laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diare pada anak paling sering disebabkan infeksi virus dari rotavirus.
Selain itu, diare pada anak karena infeksi juga bisa dipicu bakteri salmonella dan parasit seperti giardia.
Melansir Web MD, penyebab lain diare pada anak juga bisa dipantik dari alergi atau keracunan makanan.
Kendati merupakan cara alami tubuh membersihkan diri dari kuman, namun diare pada anak perlu segera diatasi.
Pasalnya, tubuh penderita diare akan kehilangan cairan dan elektrolik secara cepat.
Pada saat yang bersamaan, usus juga kehilangan kemampuan untuk menyerap cairan dan elektrolit yang masuk ke tubuh.
Akibatnya, anak-anak rentan terkena dehidrasi saat diare. Bayi atau anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi daripada anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.