Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2020, 08:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Istilah psikopat seringkali dikaitkan dengan pembunuh berdarah dingin yang tega menghabisi nyawa seseorang dengan keji tanpa ada rasa penyesalan.

Psikopat memang biasanya tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Mereka juga cenderung tidak memiliki rasa belas kasihan.

Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang melakukan tindakan kriminal tanpa penyesalan dan rasa bersalah.

Baca juga: Dampak Negatif Sering Membentak Anak, Orangtua Wajib Tahu

Definisi psikopat

Menurut laman Very Well Family, psikopat merupakan gangguan kesehatan mental di mana penderitanya memiliki karakteristik dan perilaku tidak berperasaan, tidak memiliki kepedulian dan cenderung manipulatif.

Psikopat adalah gangguan mental serius yang mencerminkan adanya defisit dalam keterampilan sosial dan bisa menyebabkan penderitanya melakukan hal berbahaya.

Meski dalam film seorang psikopat seringkali digambarkan sebagai pembunuh berbahaya, tidak semua psikopat akan menjadi seorang pembunuh.

Lalu, bisakah anak-anak menjadi seorang psikopat?

Profesor ahli jiwa, Stephen Scott dari Institute of Psychiatry, Inggris, mengatakan bahwa istilah psikopat tidak bisa disematkan pada anak-anak.

Seseorang baru bisa dinyatakan menderita psikopat ketika dia sudah berusia dewasa. Akan tetapi, ciri-ciri seseorang yang akan tumbuh menjadi psikopat bisa diketahui sejak masih dalam usia anak-anak.

"Sekitar 5 persen anak-anak memiliki peirlaku antisosial yang parah, dan sekitar seperlima dari mereka tidak bisa memiliki perasaan dan emosi," ucap Scott, dilansir dari Business Insider.

Menurut Scott, seorang anak yang tidak memiliki perasaan dan emosi bisa menjadi tanda awal gejala psikopat.

Selain itu, gejala-gejala psikopat yang ditunjukan oleh anak-anak bisa berupa hal berikut:

  • Suka berbohong
  • Sombong
  • Manipulatif
  • Tidak memiliki emosi dan rasa belas kasih
  • Impulsif
  • Mencari Sensasi
  • Tidak memiliki tangung jawab

Menurut Scott, faktor genetik bisa membuat seseorang menjadi psikopat. Selain itu, faktor lingkungan bisa menjadi penyebab seseorang menjadi psikopat.

"Sekitar 30 persen kasus psikopat terjadi karena faktor genetik. Namun, sisanya disebabkan oleh pola asuh yang terlalu keras," tambah Scott.

Baca juga: Awas, Pertengkaran Orangtua Ganggu Tumbuh Kembang Anak

Seorang anak yang mengalami kekerasan berisiko besar tumbuh sebagai seorang psikopat. Ikatan yang buruk dengan orangtua juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab anak tumbuh sebagai psikopat.

Riset menunjukan bahwa psikopat pria kemungkinan besar menjadi korban pada usia anak-anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com