Berbeda dengan psikopat, seorang sosiopat masih bisa merasakan kegelisahan. Mereka juga rentan mengalami ledakan emosi.
Seorang sociopat biasanya tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan hidup di pinggitan masyarakat. Mereka juga terkadang tidak memiliki pekerjaan atau tempat tinggal yang tetap.
Psikopat biasanya terjadi akrena faktor genetika atau kelainan di otak, terutama di bagian otak yang bertanggung jawab atas kontrol impuls dan emosi. Namun, sosiopat bisa terjadi karena faktor lingkungan, terutama pola asuh.
Orang yang mengalami sosiopat biasanya disebabkan oleh trauma masa kanak-kanak dan pelecehan fisik atau emosional.
Oleh karena itu, seorang sosiopat masih bisa berempati dalam keadaan tertentu, dan dengan individu tertentu.
Dalam film dan acara televisi, psikopat dan sosiopat selalu digambarkan sebagai kriminal keji atau pembunuh berdarah dingin.
Faktanya, beberapa orang dengan gangguan kepribadian antisosial ini tidak selalu melakukan tindakan kriminal.
Sebaliknya, mereka melakukan tindakan manipulatif dan perilaku sembrono untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Penderita sosiopat lebih banyak daripada psikopat. Selain itu, psikopat juga dianggap para ahli sebagai gangguan kepribadian antisosial yang aling berbahaya.
Bahkan, para ahli memperkirakan hampir 50 persen dari semua pembunuh berantai adalah psikopat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.