Para psikopat seringkali berpendidikan baik dan memiliki pekerjaan tetap. Beberapa psikopat juga sangat pandai dalam manipulasi dan menyamar sehingga mereka bisa memiliki keluarga dan hubungan jangka panjang tanpa membuat curiga orang-orang di sekitarnya.
Ketika melakukan kejahatan, psikopat dengan hati-hati merencanakan setiap detail kejahatan yang akan dilakukannya terlebih dahulu. Mereka juga bisa nampak tenang dalam situasi yang genting.
Melansir laman Web MD, struktur otak pada penderita psikopat juga berbeda dari orang lain. Psikopat juga disebabkan adanya kelainan pada otak yang membuat mereks sulit mengidentifikasi emosi.
Misalnya, ketika kebanyakan orang melihat darah atau kekerasan dalam sebuah film, jantung mereka berdetak lebih cepat, napas mereka lebih cepat, dan telapak tangan mereka berkeringat.
Seorang psikopat memiliki reaksi sebaliknya. Dia menjadi lebih tenang. Hal inilah yang membuat seorang psikopat bisa melakukan tindakan impulsif tanpa takut pada risikonya.
Baca juga: 3 Teori untuk Mengungkap Dampak Buruk Film Kekerasan pada Anak-Anak
Berbeda dengan psikopat, seorang sosiopat masih bisa merasakan kegelisahan. Mereka juga rentan mengalami ledakan emosi.
Seorang sociopat biasanya tidak memiliki pendidikan yang tinggi dan hidup di pinggitan masyarakat. Mereka juga terkadang tidak memiliki pekerjaan atau tempat tinggal yang tetap.
Psikopat biasanya terjadi akrena faktor genetika atau kelainan di otak, terutama di bagian otak yang bertanggung jawab atas kontrol impuls dan emosi. Namun, sosiopat bisa terjadi karena faktor lingkungan, terutama pola asuh.
Orang yang mengalami sosiopat biasanya disebabkan oleh trauma masa kanak-kanak dan pelecehan fisik atau emosional.
Oleh karena itu, seorang sosiopat masih bisa berempati dalam keadaan tertentu, dan dengan individu tertentu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.