KOMPAS.com - Tidur yang cukup dan berkualitas di malam hari adalah salah satu kunci menjaga daya tahan tubuh.
Melansir Mayo Clinic, selama tidur, sistem kekebalan tubuh melepaskan protein bernama sitokin. Protein ini melindungi tubuh saat stres, terjadi peradangan, serta infeksi.
Susah tidur di malam hari mengurangi produksi sitokin pelindung tubuh. Selain itu, kemampuan antibodi dan sel pelawan infeksi juga menurun saat Anda kurang tidur.
Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?
Sehingga, orang yang susah tidur di malam hari lebih gampang terserang virus. Saat sakit, masa pemulihan nya juga lebih lama ketimbang orang yang tidurnya cukup.
Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat meningkatkan peluang seseorang mengidap obesitas, diabetes, sampai penyakit jantung.
Kebutuhan waktu tidur seseorang bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan kebutuhan masing-masing.
Ada orang yang tidur cukup enam jam. Tapi ada juga yang butuh sampai sembilan jam.
Untuk menakar kebutuhan waktu tidur, coba tidur sebanyak yang dibutuhkan tubuh selama beberapa hari. Dengan begitu, ritme tidur alami Anda terbentuk.
Baca juga: 5 Lagu Manjur Atasi Susah Tidur, dari Mozart sampai Chopin
Melansir Healthline, National Sleep Foundation AS merekomendasikan orang dewasa untuk tidur rata-rata 7,1 jam setiap malam agar sistem tubuhnya berfungsi optimal.
Beberapa orang berpikir untuk menebus waktu tidur yang kurang di akhir pekan. Padahal, hitungannya tak semudah itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.